Program Perumahan PPMI Tolak Gunakan Lahan Pertanian

0

Solidaritas.net, Karawang – Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Karawang mengadakan program penyelenggaraan perumahan dengan uang muka dan cicilan murah untuk anggota dan buruh secara umum. Setelah berhasil menyediakan 100 rumah untuk buruh menjelang lebaran, PPMI bersiap membangun 9.000 perumahan baru di Karawang. Meski begitu, PPMI berkomitmen tidak akan menggunakan lahan yang diperuntukkan untuk pertanian.

ketua dpc ppmi wahidin
Wahidin.

Hal ini disampaikan oleh ketua DPC PPMI Karawang, Wahidin, saat bertandang ke kantor Solidaritas.net, Sabtu (4/7/2015) di Cikarang. Menurutnya, lahan pertanian tidak boleh diganggu gugat untuk keperluan lain. Pihaknya menolak bekerja sama dengan pengembang yang menggunakan lahan pertanian sebagai perumahan.

“Kami bekerja sama dengan ketua-ketua RT dan RW untuk mengetahui lahan mana saja yang untuk industri, pertanian dan perumahan. Jadinya, kan, jelas. Kalau ada yang pengembang yang menawarkan perumahan di atas lahan pertanian, akan kami tolak,” tegas pria kelahiran Makassar ini.

Kabupaten Karawang dikenal sebagai daerah lumbung beras, namun lahan-lahan pertanian semakin terdesak dengan pembangunan kawasan-kawasan industri. Wahidin berharap agar kondisi petani di Karawang juga mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Program perumahan PPMI disediakan untuk buruh-buruh yang telah berhasil memperjuangkan statusnya menjadi karyawan tetap di perusahaan. Dengan uang muka sebesar Rp. 1,5 juta dan cicilan Rp. 700 sampai 800 ribu per bulan selama 10 sampai 15 tahun, buruh dapat memiliki rumah sendiri. Sejak 2012, PPMI Karawang aktif mengadvokasi buruh-buruh kontrak agar diangkat menjadi buruh tetap sesuai aturan ketenagakerjaan yang berlaku.

“Setelah mereka diangkat menjadi karyawan tetap, mereka pasti perlu rumah. Buruh senang sekali punya rumah sendiri. Keluarga mereka sampai datang dari kampung untuk selamatan rumah baru,” katanya.

Dengan cara seperti ini, PPMI dapat membantu anggotanya untuk mendapatkan cicilan murah, sebab serikat menjadi jaminan ke pengembang. Program yang awalnya hanya coba-coba ini, kini berupaya dikelola menjadi lebih profesional.

“Kami mendapatkan kepercayaan dari pengembang, karena tidak pernah ada tunggakan. Program ini juga membantu buruh yang kena PHK karena mereka bisa terserap dalam pekerjaan mengurusi aplikasi dan marketing,” ungkap Wahidin.

Ia juga menambahkan keuntungan lainnya dari program perumahan ini adalah buruh dapat merasa aman tinggal di perumahan yang sama bersama-sama.

“Perumahan aman karena selalu ramai. Buruh ada yang shift 1, 2 dan 3 sehingga selalu ada orang di perumahan. Preman juga tidak ada yang berani mengganggu, karena dianggap perumahan tukang demo,” ujarnya, sambil tertawa.

Saat ini, PPMI telah mengembangkan dua perumahan, yakni Perumahan Citra Swarna Grande dan Citra Swarna Pratama. Tidak hanya sebagai tempat tinggal, perumahan ini juga mengorganisasikan unit usaha ekonomi seperti koperasi yang dikelola oleh korban PHK dan kekuatan politik yang bisa mereka gunakan sewaktu-waktu dalam pemilihan-pemilihan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *