
Solidaritas.net, Makassar – Peringatan hari Hak Asasi Manusia (hari HAM) internasional yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Kota Makassar diwarnai dengan aksi adu jotos antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, Kamis (10/12/2015).
Adu jotos dan saling dorong ini terjadi saat puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Aktivis Makassar (KAM) memaksa untuk melakukan aksinya di tengah jalanan. Aksi mahasiswa dihadang oleh aparat kepolisian karena dianggap membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan.
Akibatnya, terjadilah aksi saling tinju antara polisi yang berpakaian preman dengan mahasiswa . Pada awalnya, mahasiswa terlibat saling dorong.
Kericuhan itu terjadi di bawah jembatan layang (fly over) Makassar. Dalam orasinya, mahasiswa mendesak Jokowi–Jusuf Kalla (JK) untuk turun dari jabatannya, karena dianggap tidak sanggup menuntaskan segala macam pelanggaran HAM di Indonesia.
Diketahui, ada banyak kasus pelanggaran HAM pada masa lalu yang sampai saat ini belum juga diselesaikan. Seperti, pembunuhan massal tahun 1965, peristiwa Talangsari Lampung tahun 1989, tragedi Semanggi dan Trisakti tahun 1998, Kasus Wasior dan Wamena tahun 2001 dan 2003, kerusuhan Mei 1998, serta pembunuhan para aktivis HAM.
Dilansir dari KontraS.org, kasus terbaru adalah penembakan terhadap para petani di Banyuwangi pada 25 November 2015, Jumat (4/12/2015), yang mengakibatkan setidaknya 5 orang warga mengalami luka berat akibat tembakan peluru tajam anggota polisi, dan 3 orang lainnya. Yovan (19 tahun), Suyadi (45 tahun) dan S (44 tahun) mengalami penangkapan sewenang-wenang oleh anggota polisi pasca peristiwa itu.