Solidaritas.net – Puluhan massa yang tergabung ke dalam Komite Perjuangan Politik Alternatif (KPPA), melakukan aksi mimbar bebas dengan isu utama “Golput adalah hak dan bangun partai alternatif”.
Aksi ini dilakukan di depan kampus Universitas Tadulako, yang berlokasi dijalan Soekarno-Hatta, pada hari Jum’at, 12 April 2019. Massa aksi memulai aksi mimbar bebasnya pada pukul 10.00 hingga sebelum adzan shalat Jum’at berkumandang. Beberapa poster tuntutan massa aksi berisi “Saya Golput”.
Massa juga membawa poster “Lawan Militerisme” yang menilai Jenderal-Jenderal yang diduga melakukan pelanggaran HAM di masa lalu ada di dua kubu pasangan Capres-Cawapres.
Ryan, Korlap aksi, mengatakan Golput merupakan hak setiap warga negara yang telah dijamin oleh konstitusi.
“Undang-undang dasar kita, pasal 28, menjamin bahwa orang berhak menyampaikan aspirasi politiknya. Kami disini hadir menyatakan diri sebagai Golput, merupakan bentuk kritik terhadap pilihan-pilihan yang ada, bentuk kritik terhadap sistem politik dan undang-undang kepartaian, serta undang-undang pemilu yang sangat tidak demokratis,” kata Ryan.
Salah seorang orator, Nia mengatakan pihaknya tidak akan mungkin memilih partai-partai yang ada karena jejak rekamnya yang korup dan hanya mewakili kepentingan pebisnis tambang dan para penguasa tanah yang jumlahnya berhektar-hektar.
“… partai-partai yang ada sudah kami kenal korup, diskriminatif terhadap perempuan,” kata Nia dalam orasinya.
Aksi ini ditutup dengan menyanyikan lagu Darah Juang, lalu membubarkan diri dengan tertib.