Alasan Perusahaan Pakaian Ini Bayar Upah Layak

Solidaritas.net | Republik Dominika – Pada saat musim football tingkat universitas akan berakhir, pandangan mata semua orang akan tertuju pada hasil akhir musim kompetisi dibandingkan label “made in” yang tertera pada bagian belakang kaos maupun sweater universitas idola mereka.

upah minimum upah layak
Foto ilustrasi: Upah minimum harus sama dengan upah layak. © Flickr.com / Bernard Pollack (labor2008)

Dilansir dari Triplepundit.com, dalam industri manufaktur pakaian jadi (apparel) yang sebagian besar ada di negara-negara berkembang dimana buruh hanya diupah sebesar upah minimum, Alta Garcia, sebuah pabrik pakaian jadi di Republik Dominika, telah membayar upah buruhnya sebesar 300 % lebih tinggi dari upah minimum yang berlaku di negara tersebut.

Melalui kerjasama dengan Fallet Corp., sebuah perusahaan ritel kampus berskala nasional, perusahaan Alta Garcia memproduksi kaos dan sweater bagi lebih dari 350 universitas di Amerika Serikat. Pakaian hasil produksi Alta Garcia dijual di lebih dari 800 toko buku kampus di seluruh negeri.

Perusahaan yang baru berumur empat tahun ini, dimiliki oleh produsen pakaian olahraga terkemuka, Knights Apparel yang berbasis di South Carolina. Perusahaan ini merupakan satu-satunya pabrik pakaian jadi di negara-negara berkembang yang membayar buruhnya dengan standar upah layak, memiliki tingkat kesehatan dan keselamatan kerja yang baik, dan merundingkan kesepakatan-kesepakatan bersama dengan serikat buruh dengan baik. Hal-hal tersebut telah diverifikasi oleh organisasi independen yang menyoroti perlindungan terhadap hak-hak buruh, yaitu Workers Right Consortium.

Joe Bozich, seorang pendiri dan CEO dari Knights Apparel dan Alta Garcia mengatakan :

“Membayar upah buruh 300% lebih tinggi dari upah minimum seakan tidak terlihat masuk akal dari sisi nominal, tetapi dari sisi bisnis kami berpikir telah mengembangkan basis konsumen, yang ingin melihat bahwa kemampuan daya beli mereka telah memberi dukungan dalam membuat perubahan di dunia. Dari sudut pandang pribadi, saya perlu mengetahui bahwa bisnis dan kehidupan saya melakukan lebih daripada sekedar mencari keuntungan finansial.”

Upah rata-rata buruh di Republik Dominika adalah $8 per hari, sedangkan Alta Garcia membayar buruhnya $3 per jam, upah layak yang memungkinkan buruh mampu untuk menyediakan makanan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan yang layak bagi keluarganya. Bandingkan dengan upah rata-rata buruh garment di Bangladesh hanya 24 sen, di Kamboja hanya 45 sen, di Vietnam hanya 53 sen dan China $ 1,26.

Dengan membayar upah yang tinggi akan meningkatkan biaya produksi kurang lebih 20%, perusahaan berkomitmen untuk terus menjalankan “salario digno” (upah yang bermartabat) sebagai model bisnisnya, karena hal ini akan memenuhi kebutuhan hidup buruh dan sebagai dampaknya, buruh akan berkomitmen terhadap kemajuan perusahaan.

Dalam kasus ini, perusahaan telah melihat bahwa buruh menjadi lebih produktif, lebih memperhatikan kualitas produksi dan bertahan di perusahaan untuk jangka waktu yang lama dari rata-rata industry lainnya. Berdasarkan survey yang dilakukan Fair Labor Association pada tahun 2012, dari 39 pabrik pemasok di 13 negara, rata-rata penggantian buruh per tahun di pabrik pakaian jadi adalah sebesar 67% sedangkan Alta Garcia hanya 6%.

Pada akhir tahun 2014, perusahaan menargetkan keuntungan besar yang akan datang. Kerjasama telah dilakukan dengan Liga Hockey Nasional untuk memproduksi seragam tim-tim yang berlaga di dalam kompetisi ini, dan dikombinasikan dengan meningkatnya tuntutan mahasiswa agar perusahaan pakaian jadi memiliki tanggung jawab sosial yang lebih tinggi. Alta Garcia menginginkan untuk memvalidasi model bisnis ini dan membuktikan bahwa dengan membayar upah layak pada buruh dan menghormati hak-hak buruh sangat baik untuk kemajuan bisnis mereka.

***

Tinggalkan Balasan