AMI: Pendidikan Bukan Barang Dagangan

pendidikan bukan daganganSolidaritas.net, Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, beberapa organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menggelar diskusi publik di Universitas Nasional (Unas), Jl Manila Pasar Minggu Jakarta Selatan, Rabu (22/4/2015) kemarin. Kegiatan ini merupakan bagian dari acara diskusi keliling yang juga diselenggarakan di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan Universitas Bung Karno (UBK).

Dalam diskusi publiknya, AMI yang terdiri dari berbagai organisasi mahasiswa seperti pembebasan, GPMJ, LMND, KANITA IISIP, FORMASI IISIP, HAMAS UNAS, SMI, KP FMK, KM-UBK dan SEMAR UI ini mengusung dua tema penting, yaitu “pendidikan bukan barang dagangan” dan “wujudkan demokratisasi kampus”.

Sebanyak 30 orang yang hadir pada kegiatan ini secara aktif mendiskusikan tentang mahalnya biaya pendidikan yang mengakibatkan anak-anak petani dan buruh tidak dapat menikmati pendidikan di perguruan tinggi. Sementara itu, ruang demokrasi di kampus semakin menyempit terkait dengan adanya organisasi-organisasi kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unas dibekukan oleh pihak rektorat kampus.

Lebih jauh lagi, ancaman terhadap kebebasan akademik mengintai di luar kampus terkait maraknya aksi-aksi pelarangan dan pembubaran diskusi maupun pemutaran film. Seperti, pembubaran pemutaran film Senyap oleh ormas Islam garis keras di sejumlah kota.

Dalam diskusi yang dimulai sejak pukul 16.00-19.00 WIB itu juga membicarakan tentang penyatuan gerakan mahasiswa, mengembalikan kekuatan gerakan mahasiswa sebagai pelopor dan menjunjung tinggi solidaritas terhadap perlawanan yang dilakukan oleh elemen gerakan lainnya seperti buruh, tani dan kaum miskin.

AMI berencana melakukan konsolidasi dan rapat teknis lapangan pada Selasa (28/4/2015) mendatang untuk mematangkan persatuan aksi menjelang Hardiknas.

Menurut Ketua Pembebasan Pusat, Arry Nasrullah Lamondjong, diskusi yang telah dilakukan beberapa kali tersebut bisa dikatakan bagus sebagai tahap awal untuk mematangkan teori dan praktek di lapangan nanti.

“Tanpa teori dan tindakan maka keinginan untuk mewujudkan apa yang menjadi tema diskusi ini hanya akan jadi isapan jempol,” katanya

Ia menegaskan agar gerakan mahasiswa tidak bersandar pada elit maupun partai politik yang pada dasarnya memiliki watak bertentangan. Jalan yang harus ditempuh adalah memperjuangkan isu-isu pendidikan bersama buruh, tani dan rakyat miskin serta menciptakan alat politik alternatif dari bawah yang tentunya mengedepankan kesejahteraan dan demokrasi.

Tinggalkan Balasan