Solidaritas.net, Jakarta – Andi Gani Nena Wea sebagai Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) resmi menjabat sebagai Komisaris BUMN PT Pembangunan Perumahan Tbk. Hal tersebut terungkap saat digelar syukuran secara sederhana di kediamannya di Desa Haurkuning Kecamatan Nusaherang Kuningan, Sabtu (30/5/2015).

Dalam acara syukuran itu Andi Gani menyampaikan rasa syukurnya dan berterimakasih atas dukungan serta doa yang diberikan oleh masyarakat. Andi Gani juga meyakini bahwa dengan amanah yang diberikan negara pada saat ini merupakan hasil dari doa dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat, khususnya di Kabupaten Kuningan.
“Dengan jabatan sekarang ini, saya mengucapkan terimakasih, karena ini semua karena doa dari warga Haurkuning yang tidak pernah putus. Semoga amanah yang diberikan bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya,” katanya dilansir dari CiremaiPost.

Terpilihnya Andi Gani sebagai komisaris BUMN itu mendapat dukungan dari Wakil Bupati Kuningan, H Acep Purnama yang pada acara syukuran tersebut menyampaikan, atas nama pemerintah daerah pihaknya mengucapkan selamat kepada Andi Gani yang resmi menjabat komisaris di BUMN PT Pembangunan Perumahan Tbk. Terpilihnya Andi sebagai Komisaris BUMN, merupakan sebuah kepercayaan dan amanah yang diberikan oleh negara untuk dijalankan dengan baik.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami sebagai masyarakat Kabupaten Kuningan, paling tidak peran pa Andi bisa membawa pencitraan dan nama baik Kuningan. Lebih dari itu, Pak Andi bisa membantu Kabupaten Kuningan,” katanya.
Dalam blog Dpp-kspsi.blogspot.com, dijelaskan Andi Gani Nena Wea sebagai seseorang yang peduli terhadap nasib kaum buruh. Putra ketiga mantan Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea ini dipercaya memimpin organisasi Federasi Serikat Pekerja Niaga,Bank,Jasa dan Asuransi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang beranggotakan sebanyak 5 juta orang.
Namun, tidak bagi kelompok serikat buruh yang progresif, Andi Gani dianggap sebagai pimpinan serikat buruh moderat yang kerap berkompromi dengan pemerintah dengan mengorbankan nasib buruh. Pada May Day 2015 lalu, selebaran Pusat Perlawanan Rakyat Indonesia (PPRI) mengkritik Andi Gani yang dianggap memundurkan perjuangan buruh yang berencana mogok nasional, pada tahun 2014 lalu.
“Kedua, dalam rencana mogok nasional (MONAS) pada 3 Desember 2014 lalu, ketiga konfederasi ini juga memundurkan perjuangan buruh dengan menunda dan kemudian membatalkan mogok setelah Presiden Jokowi menelpon Presiden KSPSI Andi Gani,” dikutip dari selebaran May Day 2015 PPRI.
Andi Gani terpilih secara aklamasi sebagai ketua KSPSI dalam Kongres ke VIII KSPSI yang digelar di Hotel Twin Plaza Jakarta pada 19 Februari 2012. Saat itu terjadi terjadi dualisme Kongres KSPSI.
Selain Kongres di Jakarta, Kongres KSPSI juga digelar di Malang. Pendukung Kongres Jakarta mengklaim bahwa legalitas Kongres di Jakarta sudah sangat kuat karena didukung hampir 80 persen anggota, yakni dari 22 DPD KSPSI, 139 DPC, serta 9 serikat pekerja dari 14 serikat pekerja anggota KSPSI.
Sementara itu, pendukung Kongres Malang juga tak mau kalah. Mereka mengaku didukung Menko Kesra Agung Laksono, 25 Dewan Perwakilan Daerah (DPD), 14 Serikat Pekerja Aliansi (SPA), 5 jajaran pengurus DPP serta 8 pengurus Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) dan 430 Dewan Perwakilan Cabang (DPC).
Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu, Andi Gani menjadi pendukung calon dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan menginisiasi wadah dukungan bernama Sahabat Jokowi. Tak heran, jika Andi Gani dinobatkan menjadi Komisaris BUMN PT PP Tbk.