Solidaritas.net, Bogor – Terkait dengan kekerasan yang menimpa buruh PT Voksel Elektrik pada Rabu (24/6/2015) lalu, diduga didalangi oleh anggota DPRD Kabupaten Bogor dengan cara mengorganisir Pemuda Pancasila (PP) dan Karang Taruna setempat untuk menyerang buruh tanpa pandang bulu, bahkan terhadap buruh perempuan.
“Selain pihak manajemen, oknum DPRD Kabupaten Bogor pun turut menjadi dalang dalam kasus buruh PT Voksel Elektrik saat melakukan demo,” kata wakil ketua II SPMM FSPASI, Musjianto saat dihubungi Solidaritas.net, Senin (29/6/2015).
Pihaknya, mengaku telah memegang beberapa bukti yang menunjukkan keterlibatan salah seorang anggota DPRD tersebut. Meskipun begitu, menurutnya lagi, tidak semua warga mau mengikuti kemauan oknum DPRD tersebut sebab sebagian warga yang tinggal di Desa Limusnunggal juga adalah buruh PT Voksel Elektrik.
Oknum DPRD itu mudah mengumpulkan massa di Desa Limusnunggal karena Desa Limusnunggal merupakan daerah kepemimpinannya. Bahkan Ia sempat menjabat sebagai ketua RW dan kepala ormas BPPKB di desa itu.
Keterlibatannya dalam mengumpulkan massa untuk menghadang demo buruh semakin dibuktikan setelah oknum DPRD berinisial “J” itu dipanggil oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan pada Minggu (28/6/2015).
Sementara, di media sosial beredar viral yang membongkar keterlibatan Junaidi Samsudin, anggota DPRD terpilih yang berasal dari Dapil II ini, yang juga memegang usaha limbah pabrik PT Voksel Elektrik.
Diketahui buruh-buruh PT Voksel Elektrik dihadang oleh ormas PP, Karang Taruna dan sejumlah massa bayaran lainnya, saat menuju perusahaan untuk berdemo. Di jarak 500 meter menuju pabrik, massa yang membela perusahaan menghadang dengan membawa bambu, kayu dan batu.
Buruh yang tetap berusaha melanjutkan aksinya pun dilempari batu hingga mengalami luka. Sampai Minggu (28/6/2015), kondisi buruh dikatakan semakin membaik, termasuk Siti Khomsiatun yang kepalanya harus dijahit karena terkena lemparan batu.