Begini Cara Anggota FSPMI Menanggapi Kritik, Dengan Instruksi Blokir

Solidaritas.net – Anggota FSPMI yang bernama Rohman GM yang juga dikenal sebagai pengawal Presiden FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia) menyerukan untuk memblokir akun-akun yang dianggap aktif mengkritik FSPMI.

rohman instruksi blokir Danial
Instruksi Rohman agar memblokir akun Danial Indrakusuma dan Sherr Rinn.

Seperti diketahui, pengkritik FSPMI semakin banyak sejak serikat buruh ini  mendukung Prabowo Subianto dalam bursa Capres 2014 lalu. Prabowo calon presiden kontroversial yang diduga menjadi dalang kasus penculikan aktivis tahun 1988. Ditambah lagi dengan banyaknya kasus-kasus kekalahan di tingkat pabrik yang tidak mampu ditangani oleh FSPMI, sehingga akhirnya berujung pada pesangon dan pembubaran pimpinan unit kerja (PUK) FSPMI di pabrik tersebut.

Senada dengan Rohman, akun Facebook bernama ‘Farid Ridho Kurniawan’ juga menginstruksikan pemblokiran tersebut.

Nama-nama yang harus diblokir adalah akun ‘Danial Indrakusuma’, ‘Sherr Rinn’ dan orang-orang yang dianggap dekat dengan mereka berdua.

“Blokir beberapa biji para “kiri cloning” itu,” seru Farid di status Facebooknya.

Akun ‘Farid Ridho Kurniawan’ bukanlah nama sebenarnya. Akun ini sempat berganti nama dari ‘Said Nasser’, ‘menjadi Erry Umar’, lalu menjadi Farid Ridho Kurniawan. Ia adalah adik kandung dari Said Iqbal, presiden FSPMI, yang nama aslinya Said Nasser.

seruan farid ridho
Seruan Farid Ridho K untuk memblokir akun-akun yang mengkritik FSPMI.
akun nur fahrozy
Akun ‘Rumput Teki’ menyerukan pemblokiran atas nama Tuhan yang Maha Kuasa.

Alasan pemblokiran tersebut, karena, menurut Rohman, Danial dan Sherr Rinn sering memblokir akun-akun anggota FSPMI. Selain itu, akun ‘Rumput Teki’ yang bernama asli Nur M Fahrozy, pengurus SPAI FSPMI, juga menyerukan pemblokiran dengan alasan tidak boleh ada manusia yang merasa selalu benar karena hal tersebut layaknya Tuhan yang Maha Kuasa.

Namun, menurut Danial Indrakusuma, pemblokiran dilakukan hanya terhadap akun-akun yang menyebarkan kebencian agama, suku, ras (SARA) dan etnis tertentu dan alasan lainnya.

“Alasan kenapa aku mem-blok orang adalah: 1) bila orang itu SARA; 2) bila orang itu suka memfitnah–menuduh tanpa bukti; 3) bila orang itu memaki-maki dan berkata kotor; 4) bila orang itu suka menghapus komen kita tanpa alasan; 5) bila orang itu pembohong,” tulis Danial di status Facebooknya.

Seperti yang banyak diketahui, pada Pilpres lalu, para pendukung Prabowo aktif menyebarkan kampanye SARA, termasuk sentimen kebencian terhadap etnis Tionghoa. Di mana video di bawah ini bisa membuktikkan hal tersebut:

https://youtu.be/6vU9A3AJ3QU

Akun ‘Sherr Rinn’  sempat dinonaktifkan oleh Facebook sehingga tidak bisa diakses selama tiga jam. Akun tersebut aktif kembali setelah permohonan banding Sherr Rinn disetujui oleh Facebook.

“Alasan Facebook, akun saya bukan nama sebenarnya. Padahal, saya menggunakan nama ini sejak tahun 2009 tanpa masalah. Dulu, Facebook tidak mengizinkan single name, sementara nama saya ‘Sarinah’. Jadi saya pakai nama ini terus dan banyak yang kenal dengan nama ini. Saya mengajukan banding dengan mengirimkan dua dokumen resmi,” katanya.

“Saya memang biasa memblokir akun-akun yang menyebarkan SARA, fitnah, memaki-maki dan berkata kotor. Apalagi jaman Pilpres dulu, kan, banyak sekali akun-akun seperti itu. Di dalam ToS (Term of Service) Facebook juga menganjurkan demikian. Dan saya tidak pernah ngajak-ngajak orang, apalagi ngasih instruksi karena saya anggap pilihan pribadi. Saya juga baru lihat bagaimana kekuasaan (instruksi) bisa disalahgunakan seperti ini dan di depan mata pimpinannya. Ngga kebayang kalau mereka berkuasa. Memang cocok profil mereka dengan pilihan politik dukung Prabowo,” kata Ketua Perkumpulan Solidaritas.net ini.

Kritik terhadap FSPMI muncul pertama kali karena pimpinan organisasi ini kerap memecat atau mengeluarkan anggota tanpa memberikan kesempatan membela diri. Dalam kasus pelarangan belajar ekonomi politik, penyingkiran Danial Indrakusuma dan Sherr Rinn pada April 2013, kedua nama ini tidak diakui sebagai anggota FSPMI dan dianggap akan menimbulkan keresahan di dalam FSPMI. Ternyata, bukan hanya terhadap orang yang tidak diakui sebagai anggota saja, FSPMI juga secara sepihak memecat Andry Yunarko, Pangkorwil Garda Metal Riau di bulan April itu. Juga, mengganti Konsulat Cabang (KC) FSPMI Karawang Abda Khair Mufti dengan tuduhan korupsi tanpa diberikan kesempatan membela diri.

FSPMI juga sempat mengeluarkan surat resmi yang melarang anggotanya secara perseorangan dan organisasional untuk berhubungan tanpa persetujuan DPP FSPMI, dengan lembaga/individu, di antaranya lembaga Sherrinn, Danial, lembaga K3 Korea, Surya Tjandra/TURC, Rieke Diah Pitaloka dan Omah Tani/Handoko Wibowo pada pasca Pilpres 2014.

Surat pelarangan itu beredar diedarkan ke PUK-PUK dan kemudian bocor di media sosial Facebook. Sampai saat ini, surat-surat itu masih bisa ditelusuri di Facebook di sejumlah nama akun yang menjadi korban sebagaimana disebutkan di atas.

“Selama ini para perangkat FSPMI selalu menuduh kami merasa paling benar. Ya, kalau kami memang salah, silahkan dijelaskan dengan argumentasi yang jelas. Tapi selama ini, khan, kebanyakan hanya maki-maki saja yang mereka lancarkan ke kami dan fitnah, misalnya kami terima uang. Padahal lembaga kami menang kompetisi hibah terbuka yang kami laporkan secara terbuka juga. Mereka juga sering dapat dana dari luar negeri, seperti dari FNV Mondiaal, tapi tidak ada yang mempersoalkan laporannya,” imbuh Sarinah lagi.

rohman rasis
Komentar Rohman yang rasis saat mendukung Prabowo, 29 Maret 2015.

Tinggalkan Balasan