Biaya Militer Terlalu Tinggi, Buruh Israel Akan Mogok Kerja Besar-Besaran

Solidaritas.net – Mendapatkan kondisi kerja yang layak dan upah yang sesuai dengan standar tentunya menjadi keinginan bagi setiap buruh. Bagaimana pun caranya, kaum buruh pasti akan terus memperjuangkan hak-hak mereka sebagai pekerja dan seorang manusia. Makanya, tidak heran jika banyak buruh di berbagai negara di dunia, tidak hanya di Indonesia, yang melakukan aksi unjuk rasa untuk menyuarakan tuntutan mereka.

pabrik mogok kerja
Foto Ilustrasi: Pemogokan umum. © Pixabay.com / Nemo.

Itu pula yang akan dilakukan oleh serikat buruh Histradut di Israel. Mereka tengah merencanakan aksi mogok kerja besar-besaran secara massal di wilayah selatan Israel. Aksi itu sendiri digelar sebagai bentuk protes atas kondisi buruh Israel yang semakin memburuk di wilayah selatan rezim agresor tersebut. Meski jadwalnya belum ditentukan, namun tersiar kabar bahwa akan dilakukan menjelang pemilu Knesset, yang merupakan Parlemen Israel.

“Waktu pemogokan akan diumumkan dalam pertemuan pimpinan serikat buruh dengan pihak terkait,” ungkap serikat buruh Histadrut dalam sebuah pernyataannya baru-baru ini, seperti dilaporkan kantor berita Qodsna, Rabu (11/03/2015) dan dikutip IRIB Indonesia.

Dilaporkan pula bahwa berbagai perusahaan layanan publik milik pemerintah, mulai dari layanan pos, pesawat terbang, pelabuhan kota Ashdod dan Eilat, air minum, hingga perusahaan listrik akan ikut berpartisipasi dalam aksi mogok besar-besaran tersebut. Selain itu, sejumlah perusahaan swasta di bidang transportasi juga disebut akan turut bergabung. Namun, jumlah massa buruh yang akan turun dalam aksi unjuk rasa ini belum diketahui.

Sementara itu, sebelumnya pada Sabtu (07/03/2015) malam, kaum buruh di wilayah selatan Israel tersebut telah sempat menggelar aksi unjuk rasa. Mereka melakukan aksi tersebut menuju kota Tel Aviv, yang merupakan ibukota Israel, sehingga menyebabkan penutupan pusat kota tersebut. Selain perwakilan para buruh yang baru menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), aksi unjuk rasa di Tel Aviv itu juga diikuti puluhan ribu orang lainnya.

Lautan massa tersebut memadati kawasan Rabin Square di jantung kota Tel Aviv hingga pagi hari. Mereka menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diturunkan lewat pemilu dan diganti dengan pemerintahan baru yang bisa lebih menjamin keamanan dan ketenteraman rakyat. Aksi bertajuk “Israel Menuntut Perubahan” itu juga dihadiri kalangan politisi dan simpatisan politik yang menuntut perubahan haluan pada kebijakan pemerintah.

Dalam aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 35 ribu orang itu, massa menggelar rapat akbar yang diorganisasi oleh Gerakan “Satu Juta Tangan”. Mereka ingin kebijakan pemerintah saat ini yang cenderung meningkatkan kekuatan militer dan keamanan diubah untuk fokus pada urusan kesehatan, pendidikan, perumahan, upah pekerja, biaya hidup, dan dana bagi para manula. Pemilihan penguasa negeri ini akan dilaksanakan pada 17 Maret 2015, dimana Netanyahu dari Partai Likud akan bertarung dengan pemimpin Partai Buruh, Isaac Herzog.

Tinggalkan Balasan