Solidaritas.net – Aksi mogok nasional terjadi di Belgia, yang menyebabkan terganggunya jadwal penerbangan di sejumlah bandara di negara Eropa tersebut. Aksi mogok nasional tersebut dilakukan oleh para pekerja bandara, sehingga mengakibatkan semua pesawat dari dan ke Belgia tidak bisa terbang selama 24 jam, mulai dari Minggu (14/12/2014) malam.
Pemerintah Belgia mengeluarkan larangan terbang selama jadwal tersebut, karena para pekerja di Belgocontrol, perusahaan penerbangan milik negara yang mengatur lalu lintas udara, ikut dalam aksi mogok nasional. Aksi itu sendiri dilakukan untuk menentang kebijakan penghematan oleh pemerintah, yang berakibat pada kehidupan para pekerja. (Baca juga: Tolak PHK, Buruh Yunani Mogok Kerja Lumpuhkan Ibukota)
“Kami mendukung penuh pemogokan nasional itu. Tidak seorang pun akan bekerja. Rencana pemerintah untuk menghemat 11 miliar euro (13,7 miliar dolar AS) selama lima tahun memiliki konsekuensi-konsekuensi bagi semua orang,” ungkap salah seorang pemimpin serikat pekerja CSC, Kurt Callaert, seperti dikutip dari Antaranews.com.
Selama 24 jam mulai pukul 21.00 GMT Minggu (14/12/2014) atau 04.00 WIB Senin (15/12/2014), tidak ada pesawat yang bisa mendarat atau lepas landas dari bandara-bandara di Brussels, Charlerol, Liege, Antwerp dan Ostend, Belgia. Sejumlah maskapai penerbangan telah mencoba mengantisipasi gangguan tersebut, namun tidak berhasil. (Baca juga: Protes Rasisme, Kota Ferguson AS Rusuh)
Meski begitu, menurut organisasi manajemen lalu lintas udara Eropa, aksi mogok nasional tersebut tidak berdampak pada pesawat-pesawat yang terbang di Belgia di atas lebih dari 7.500 meter ketika mereka dipantau oleh Eurocontrol, dan tidak mengubah rencana-rencana penerbangan mereka. Sehingga, hanya 40 persen saja jadwal penerbangan yang dibatalkan.
Selain dilakukan oleh para pekerja bandara, aksi mogok nasional tersebut juga diikuti oleh para pekerja di bidang layanan bus, trem dan kereta api pada Senin (15/12/2014). Akibatnya, layanan transportasi umum yang menghubungkan Brussels ke ibu kota Inggris, London, serta ke kota-kota di Prancis, Belanda dan Jerman, juga ikut mengalami gangguan.
(Baca selanjutnya di halaman 2)
Aksi mogok nasional itu sendiri merupakan puncak dari serangkaian aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para pekerja dan buruh di Belgia sejak bulan November 2014. Pada Kamis (06/11/2014), 100 ribu pekerja dan buruh Belgia berunjuk rasa di pusat kota Brussel. Aksi unjuk rasa itu bahkan berujung dengan bentrokan antara massa dengan aparat kepolisian.
“Demonstran menggulingkan mobil dan melemparkan batu, menyalakan kembang api saat aksi protes berlangsung. Mereka juga membakar sampah yang memunculkan api besar dan membuat barikade,” kata Perdana Menteri Belgia Charles Michel, dilansir oleh Tempo.co.
Meski awalnya berlangsung tenang, namun aksi unjuk rasa tersebut berubah jadi memanas ketika seorang polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa yang memadati jalanan di Brussel. Akibat bentrok yang terjadi, sejumlah pekerja dan buruh pun mengalami luka-luka ringan. Selain itu, juga banyak kerusakan yang timbul.
Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh rencana penghematan yang dilakukan oleh pemerintah Belgia untuk mengurangi defisit anggaran akibat krisis keuangan. Pemerintah Belgia berencana memperpanjang usia pensiun, mengurangi upah, dan memotong bantuan pelayanan publik bagi para pekerja. Selain di Belgia, kondisi ini juga terjadi di Yunani, Spanyol, dan Italia.