Solidaritas.net, Boyolali – Ribuan buruh Kabupaten Boyolali yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Kabupaten Boyolali, Serikat Pekerja PT.Cartini Lingerie Indonesia dan mahasiswa Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN), berunjuk rasa menolak dan menuntut revisi usulan UMK Kabupaten Boyolali 2015 dari Rp.1.175.000, Selasa (14/10/2104).
Massa menuntut upah ditetapkan sebesar Rp.1.380.000,- sesuai nilai hasil survey KHL yang dilakukan di 3 (tiga) pasar tradisional di Kabupaten Boyolali. Hasil survey yang dilakukan secara mandiri oleh DPD KSPN ini mengacu kepada Permenakertrans no.13 tahun 2012 tentang Komponen Dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak yang memuat 60 komponen dan jenis kebutuhan.
Konflik perumusan UMK Kabupaten Boyolali 2015 ini diawali dengan tidak dilibatkannya DPD KSPN, sebagai serikat pekerja dengan keanggotaan terbesar di Kabupaten Boyolali masuk dalam Dewan Pengupahan. Upaya audiensi yang dilakukan oleh DPD KSPN dengan pihak Pemerintah Kabupaten Boyolali tidak membawa hasil, bahkan secara sepihak Bupati Boyolali, Seno Samudro, telah mengajukan usulan UMK 2015 sebesar Rp.1.175.000,- kepada Gubernur Jawa Tengah. Nilai yang diajukan oleh Bupati ini bahkan lebih rendah dari hasil survey Dewan Pengupahan Kabupaten Boyolali pada tahun 2013 sebesar Rp.1.178.500,-. (Baca juga : UMK Boyolali Pasca Pilkada Tak Langsung)
Berangkat dari konflik ini, ditambah kekhawatiran buruh terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Bahan Bakar Minyak (BBM), maka aksi pun ditempuh sebagai salah satu jalan mendesak pemerintah agar memperhatikan tuntutan kaum buruh di Boyolali. Ribuan buruh dari berbagai pabrik di Kabupaten Boyolali turun ke jalan, dimulai sejak pagi hari dari bundaran Tugu Jam, menuju kantor Dinsosnakertrans Kabupaten Boyolali dan berakhir di kantor Bupati Boyolali.
Hal yang menarik di luar rutinitas tuntutan upah yang digelar oleh buruh setiap tahunnya, adalah aksi yang digelar buruh Boyolali kali ini merupakan gabungan 2 (dua) serikat pekerja dan gerakan mahasiswa. Sebuah persatuan yang baru pertama kalinya terjadi di Kabupaten Boyolali, baik antar serikat pekerja, maupun dengan melibatkan gerakan mahasiswa.
Akan menjadi sebuah kemajuan yang berarti bagi gerakan buruh di Kabupaten Boyolali. Apabila, persatuan yang telah terbangun saat ini diantara serikat-serikat pekerja/buruh dan gerakan mahasiswa, dapat terus berjalan dan meluas. Gerakan buruh maupun gerakan mahasiswa tidak lagi eksklusif, melainkan dapat melebur menjadi pelopor gerakan rakyat yang terus memperjuangkan kepentingan kesejahteraan rakyat.