
Solidaritas.net, Medan – Ratusan buruh dari Aliansi Buruh Sumatera Utara (ABS) menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Sumut, Rabu (18/11/2015). Massa menuntut agar Kapolda Sumut mencopot Kapolres Belawan.
Dengan menggunakan pengeras suara, massa mendesak Kapolda Sumut, Irjen Pol Ngadino untuk mencopot Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Edy Suwandono.
“Kedatangan kami ke Polda Sumut untuk menyampaikan aspirasi, tentang perkembangan kasus penyerangan tujuh buruh yang dilakukan preman di KIM I. Kami menedesak Kapolda mencopot Kapolres Pelabuhan Belawan yang melakukan pembiaran terhadap penganiayaan buruh di Kawasan Industri Medan (KIM),” teriak massa dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (18/11/2015).
Di bawah pengamanan ratusan personel Sabhara gabungan, massa yang berorasi di gerbang Markas Kepolisian Sumut itu menyebut, para preman sengaja melakukan penganiayaan karena disuruh atau dibayar pihak pengusaha KIM.
Merespon demo buruh, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Helfi Assegaf didampingi Kasubbid Penmas, AKBP MP Nainggolan datang menghampiri pendemo dan menuturkan, kasus penganiayaan itu masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih membutuhkan keterangan para korban penganiayaan.
Diketahui aksi ini digelar karena aktivis buruh dari Aliansi Buruh Sumatera Utara (ABS) menjadi korban kekerasan oleh puluhan preman di KIM II Mabar, Rabu (4/11/2015). Buruh mengalami luka-luka akibat dibacok preman saat melakukan aksi penolakan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan pada pukul 11.00 WIB.
Penganiayaan itu bermula ketika ratusan buruh hendak melakukan penjemputan massa buruh lain di PT BIA Gudang Paya untuk bergabung dalam unjuk rasa di kantor Gubernur Sumatera Utara, tiba-tiba ratusan buruh dihadang oleh sekitar 30 orang preman dengan dipersenjatai balok, rotan, besi dan kelewang.
Tanpa basa basi, sekitar 30 preman tersebut langsung menghajar para buruh. Akibatnya, sebanyak tujuh orang buruh mengalami luka di bagian kepala, luka lebam di tubuh dan 10 jahitan luka robek di bagian tangan serta sempat dirawat di RS Mitra Medika. Sementara pihak kepolisian yang turut menyaksikan kejadian ini justru terkesan membiarkan. (Baca Juga: Buruh Dibacok Preman Saat Tolak PP Pengupahan)