Solidaritas.net, Cikarang – Kondisi buruh PT Indofood, Ade Abdul Zikri yang menjadi korban pemukulan polisi, berangsur-angsur membaik. Ia mengalami luka di kepala akibat benturan keras, tengkoraknya retak, namun telah berhasil dioperasi. Serpihan-serpihan tengkoraknya berhasil dikeluarkan. Ia masih harus dirawat secara intensif rumah sakit Mitra Keluarga, Cikarang.
Kini, pria yang baru berusia 18 tahun ini sudah siuman dan mampu menceritakan sendiri kejadian pada hari Jumat, 21 November 2014 tersebut. Ternyata, luka di kepalanya bukan disebabkan oleh benturan di trotoar, tapi pentungan polisi yang sangat keras langsung mendarat di kepalanya. Aparat Brimob mendorong, memukuli dan menendang mereka secara membabi-buta. Bahkan, motor-motor buruh tidak luput dari sasaran pengrusakan oleh polisi. Namun, ia mengatakan tidak kapok ikut memperjuangkan hak-hak buruh.
“Saya ngga’ kapok, bang, kalau untuk berjuang,” kata Ade kepada Solidaritas.net, Rabu (25/11/2014) lalu.
Saat itu, ribuan buruh Kabupaten Bekasi melakukan aksi di kawasan-kawasan industri. Mereka menuntut kenaikan upah sebesar Rp. 3 juta. Ade dan rombongan buruh lainnya yang melintas di depan PT Tokai, kawasan Jababeka, dihadang oleh aparat Brimob dan langsung memukuli para buruh.
Paman korban, Kanta meminta kasus ini harus diusut hingga tuntas, karena jika tidak, maka kasus ini dapat terulang kembali. Seperti kasus pemukulan 10 buruh oleh anggota ormas saat aksi mogok nasional jilid 2 pada Oktober 2013 lalu, sampai kini tidak ada kejelasan penyelesaian kasusnya.
“Sudah ada lima orang saksi yang melihat kejadian itu. Sebenarnya ada bukti juga, yakni CCTV perusahaan, namun polisi sudah mengamankannya untuk menghilangkan jejak bukti,” kata pria yang juga bekerja sebagai buruh ini.
Pihak keluarga korban juga menolak jika kasus ini disebut sebagai kasus kecelakaan.