Solidaritas.net, Bogor – Aksi unjuk rasa yang digelar oleh kaum buruh yang bekerja di PT Voksel Electric, di depan kantor perusahaan tersebut di Jalan Raya Narogong KM 16 Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/6/2015), berujung bentrok dengan oknum preman. Para buruh yang sedang berunjuk rasa itu pun diusir dengan dilempari batu dan kayu, sehingga sejumlah buruh mengalami luka-luka.
![]() |
Buruh perempuan yang menjadi korban pemukulan anggota ormas Pemuda Pancasila. |
Dalam aksi unjuk rasa itu, para buruh dihadang oleh preman-preman yang diduga berasal dari organisasi massa (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Badan Pembina Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten. Mereka diduga dibayar oleh pihak manajemen perusahaan untuk membubarkan aksi para buruh. Sayangnya, para anggota ormas itu melakukan pembubaran aksi dengan cara kekerasan, sehingga merugikan buruh akibat terluka karena lemparan.
“Rekan kita buruh FSPASI dalam aksinya dibenturkan dengan ormas Pemuda Pancasila dan BPPKB di PT Voksel Electric, wilayah Cileungsi, Bogor. Dan seperti biasa aparat DIAM 1000 BAHASA!” tulis akun Facebook bernama Willa Faradian pada laman sosial media itu, sambil mengunggah sebuah foto, seperti dikutip oleh Solidaritas.net, Kamis (25/6/2015).
Aparat kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi aksi unjuk rasa itu memang terlihat hanya menonton, ketika massa buruh dilempari dengan batu dan kayu oleh para anggota ormas. Padahal, ratusan anggota ormas tersebut dengan jelas-jelas membawa senjata tajam, hingga pentungan kayu. Akibatnya, sejumlah buruh perempuan pun mengalami luka-luka.
“Kekerasan terhadap buruh kini kembali terjadi. Ratusan ormas Pemuda Pancasila menyerang buruh PT Voksel Elektric yang sedang berunjuk rasa tadi sore. Dari beberapa saksi mata mengatakan para pemuda yang tergabung dalam ormas PP (Pemuda Pancasila) membawa senjata tajam, serta membawa pentungan bambu dan kayu. Mereka ormas PP mengusir paksa para buruh dengan melempari batu dan kayu yang sedang berunjuk rasa. Akibatnya beberapa wanita buruh PT Voksel Elektric terkena lemparan batu,” terang akun Facebook lainnya bernama Sbme-Gsbi PT.KFN Kota Bekasi saat menggunggah delapan foto.
![]() |
Polisi yang berada di lokasi kejadian pemukulan. |
Menurutnya, aparat kepolisian sepertinya sengaja membiarkan terjadinya bentrok tersebut. Pasalnya, para petugas polisi itu menuding bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para buruh itu tidak memiliki izin dari kepolisian. Padahal, pada kenyataan para buruh sudah mengirimkan surat pemberitahuan aksi dan menerima izin untuk itu dari Kapolresta Bogor.
“Beberapa aparat kepolisian yang mengamankan aksi tersebut tak bisa berbuat banyak untuk menghalau kebringasan PP, tetapi justru aparat kepolisian mengatakan bahwa aksi yang kalian lakukan adalah ilegal tanpa ijin, dan massa aksi diminta untuk membubarkan diri. Padahal bukti surat pemberitahuan ada dari pihak Kapolresta Bogor. Seharusnya aparat kepolisian bisa menghalau para pemuda ormas PP sehingga tidak terjadi chaos. Kenapa aparat kepolisian membiarkan ini terjadi???” tambah akun Facecook itu menerangkannya.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan para buruh demi memperjuangkan hak-hak mereka. Diketahui, selama ini manajemen PT Voksel kurang aspiratif terhadap para pekerjanya, sehingga terjadi perselisihan. Makanya, para buruh pun menyampaikan sejumlah tuntutan, yakni:
- Cabut skorsing Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Multi Metal (SPMM) FSPASI PT Voksel.
- Angkat buruh PKWT (kontrak), borongan dan harian menjadi buruh PKWTT (tetap).
- Komponen upah sesuai dengan Upah Minimum Sektoral Kabupaten Bogor sector 3 ditambah tunjangan transportasi.
- Kembalikan masa kerja yang hilang.
- Percepat perundingan pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Sumber foto: Facebook