Sukoharjo – Para buruh sebuah perusahaan percetakan di Desa Manang, Kecamatan
Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mendirikan tenda di depan pintu
gerbang pabrik tersebut, Jumat (03/06/2016), dalam aksi unjuk rasa demi
menuntut pembayaran gaji mereka. Mereka pun bermalam dan membuat dapur umum di
lokasi tersebut. Para buruh tersebut mengaku tekad mereka sudah bulat untuk menuntut
kejelasan nasib pada pihak perusahaan, sejak diliburkan hingga waktu yang tidak
ditentukan beberapa waktu lalu.
Buruh Sukoharjo dirikan tenda di depan pabrik. Foto: JawaPos.com |
“Nasib kami semakin tidak karuan. Ini bentuk tekad kami. Karyawan sekitar 200
orang. Bagaimana pun kami memiliki keluarga, upah kami tetap kami perjuangkan,”
ungkap Wakil Koordinator Aksi, Sugeng Widodo, seperti dikutip dari JawaPos.com, Rabu (08/06/2016).
buruh sangat membutuhkan gaji tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka dan
keluarga. Oleh karena itu, mereka terus menunggu realisasi pembayaran gaji tersebut.
Sayangnya, menurut Sugeng, pihaknya merasa manajemen perusahaan tidak memiliki
niat baik untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Buktinya, hingga saat ini
pihak perusahaan belum menemui buruh kembali. Bahkan, manajemen perusahaan sama
sekali juga tidak memberitahukan hingga kapan mereka diliburkan. Para buruh itu
pun mengancam akan terus melanjutkan aksi unjuk rasa menduduki pabrik ini hingga
waktu yang tidak ditentukan.
oleh Koordinator Aksi, Aris Haryanto, pihaknya sudah mencoba menemui Kepala
Bidang Pengawasan Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Sukoharjo, Haryadi Sudjatmoko. Dia melaporkan sikap
perusahaan tersebut yang tiba-tiba meliburkan para buruh hingga waktu yang
tidak ditentukan. Haryadi sendiri mengatakan terus melakukan kontak dengan pihak
perusahaan dan mendesak agar segera memenuhi tuntutan buruh untuk membayar gaji
mereka sejak mulai diliburkan.
Aris, dia juga mendapatkan informasi bahwa manajemen perusahaan akan menjual
perusahaan tersebut. Tanah dan bangunan perusahaan itu sendiri sudah ditawar dengan
nilai Rp 50 miliar. Selain itu, dari informasi yang diterimanya, perusahaan juga
memiliki utang bank sebesar Rp 42 miliar. Sedangkan, dana untuk membayar gaji buruh
Rp 3 miliar.