Sejumlah elemen buruh yang mengatasnamakan diri Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berdemo di depan istana negara pada, Kamis (5/09) kemarin. Aksi tersebut menuntut pemerintah untuk membatalkan Inpres yang menetapkan upah naik 10 % dan 5 % untuk padat karya.
Aksi tersebut diikuti oleh elemen Federasi Pekerja industri Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FKI SPSI) dan Gabungan Solidaritas Perjuangan Buruh (GSPB).
Sekitar 30 ribu massa buruh tiba di istana kira-kira pada pukul 11 siang. KSPI lalu melanjutkan aksi ke Kementerian-Kementerian, di antaranya Kementerian Kesehatan untuk menuntut pembelakuan jaminan kesehatan seumur hidup per 1 Januari. Terakhir, ditutup dengan aksi di Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Kemenakertrans) hingga pukul 6 sore.
Sementara, FKI dan GSPB bertahan di depan istana. Dalam kesempatan tersebut, juru bicara Persatuan Politik Rakyat (PPR), Surya Anta mengatakan buruh harus mati-matian memperjuangkan upah 50%. “Ini adalah program minimum dimana buruh bisa bersatu,” ujarnya dalam orasi.
Perwakilan dari FKI SPSI, Agus Ahmad Sudrajat, menyatakan buruh akan tetap mengawal tuntutan upah 50% hingga perundingan di dewan pengupahan.
Melihat jumlah massa yang semakin sedikit, karena sebagian besar massa sudah beranjak ke Kementerian-Kementerian, maka polisi mendekati massa aksi di depan istana dengan maksud membubarkan. Polisi juga mengusir penjual makanan dan minuman yang berada di dekat massa aksi.
Akhirnya aksi bubar dengan tertib. (SD)