Solidaritas.net – Kebanyakan buruh pabrik pasti bekerja seharian di dalam ruangan pabrik. Sehingga pasti akan sangat sedikit kemungkinan untuk terkenang sinar matahari langsung sepanjang siang hari. Umumnya orang-orang beranggapan hal tersebut sangat baik, karena tidak harus berpanas-panas di bawah terik matahari saat bekerja, seperti yang dilakoni oleh para buruh bangunan dan buruh lepas lainnya, yang memang bekerja di luar ruangan.
Namun, ternyata anggapan itu tidak selamanya benar. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University di Chicago, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, menemukan fakta bahwa terpapar langsung cahaya alami dari sinar matahari saat bekerja dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan para buruh, dimana akan membantu meningkatkan kualitas tidur dan kualitas hidup mereka. (Baca juga: Cukup Tidur Bisa Bantu Buruh Bekerja Lebih Baik)
“Semakin banyak bukti yang menunjukkan paparan cahaya, selama siang hari – terutama di pagi hari – bermanfaat untuk kesehatan Anda melalui dampaknya pada suasana hati, kewaspadaan dan metabolisme,” ungkap ketua penulis hasil penelitian tersebut, Dr Phyllis Zee dalam sebuah rilis berita universitas, seperti dikutip dari website US Health News.
“Pekerja adalah kelompok berisiko karena mereka biasanya bekerja di dalam ruangan yang sering tanpa akses terhadap cahaya alami, atau bahkan cahaya buatan sepanjang hari. Hasil studi mengkonfirmasi bahwa cahaya alami pada siang hari memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan,” tambah profesor ilmu saraf di Feinberg School of Medicine, Northwestern University, yang juga Direktur Sleep Disorders Center di Northwestern Memorial Hospital itu.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine itu melibatkan 49 orang yang bekerja pada siang hari, yang terdiri dari 22 orang di ruang kerja berjendela dan 27 orang di tempat kerja tanpa jendela. Hasilnya, dibandingkan dengan mereka yang sedikit terkena cahaya, pekerja yang lebih banyak terpapar cahaya memiliki waktu tidur yang lebih lama dan lebih baik di malam hari, lebih banyak berolahraga, dan kualitas hidup lebih baik. (Baca juga: Terlalu Pikirkan Pekerjaan, Buruh Lebih Mudah Terkena Asma)
“Cahaya adalah agen sinkronisasi yang paling penting bagi otak dan tubuh. Sinkronisasi yang tepat pada ritme biologis internal manusia dengan rotasi harian bumi telah terbukti penting untuk kesehatan,” jelas Ivy Cheung pula, wakil ketua penulis dalam penelitian tersebut, yang juga merupakan seorang kandidat doktor ilmu saraf di laboratorium Zee.
(Baca selanjutnya di halaman 2)
Meski hubungan yang ditemukan dalam penelitian tersebut tidak membuktikan hubungan sebab-akibat antara sinar matahari dengan kesehatan manusia, namun temuan itu tetap menyorot pentingnya untuk merancang tempat kerja yang menyediakan akses untuk masuknya sinar matahari ke dalam ruangan. Solusi sederhana adalah dengan memastikan jarak ruang kerja tidak lebih dari 20 – 25 meter dari dinding luar yang memiliki jendela.
“Arsitek perlu menyadari pentingnya cahaya alami, tidak hanya dalam hal penghematan energi potensial mereka, tetapi juga dalam hal manfaatnya terhadap kesehatan penghuninya,” tambah Mohamed Boubekri, profesor arsitektur dari University of Illinois di Urbana-Champaign, yang juga merupakan wakil ketua penulis dalam penelitian tersebut.