Solidaritas.net – Beban pekerjaan yang banyak dan harus memenuhi target tinggi dari perusahaan yang harus dilakukan setiap hari, bukan tidak mungkin membuat stamina para buruh pabrik bisa menurun dengan drastis secara cepat pada waktu kapan saja. Oleh karena itu, para buruh pabrik harus bisa menjaga tubuh dan kesehatannya setiap saat, agar dapat terus bekerja dengan baik dan memenuhi semua target pekerjaan dari perusahaan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh para buruh pabrik untuk menjaga tubuh dan kesehatan adalah dengan tidur yang cukup setiap malam. Salah satu penelitian terbaru yang dilakukan di Finlandia mengungkap fakta bahwa orang-orang yang tidur dengan cukup setiap malam akan cenderung lebih jarang mengambil cuti dari pekerjaan karena sakit. Dalam kata lain, dengan tidur yang cukup akan bisa membuat kita bekerja lebih baik.
Seperti dikutip dari website US News Health, sejumlah peneliti di Finlandia mengetahui bahwa orang-orang yang tidur kurang dari enam jam atau lebih dari sembilan jam semalam memiliki kemungkinan lebih besar untuk absen lebih lama dari pekerjaannya karena sakit. Sedangkan, orang-orang dengan kemungkinan lebih rendah untuk mengambil cuti dari pekerjaan karena sakit adalah mereka yang tidur antara tujuh dan delapan jam semalam.
“Durasi tidur yang cukup harus disosialisasikan, karena tidur terlalu lama dan terlalu singkat mengindikasikan absen bekerja karena berbagai masalah kesehatan dan penyakit lainnya. Mereka yang tidur 5 jam atau kurang, atau 10 jam atau lebih, ternyata tidak hadir bekerja setiap tahun selama 4,6 hingga 8,9 hari lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang waktu tidurnya cukup,” jelas Tea Lallukka dari Finnish Institute of Occupational Health.
Hasil penelitian yang dilakukan pada lebih dari 3.700 orang di Finlandia dengan usia antara 30 sampai 64 tahun selama rata-rata tujuh tahun ini sendiri telah dipublikasikan melalui jurnal Sleep edisi bulan September 2014. Dalam publikasi hasil penelitian tersebut, para peneliti menyebut secara spesifik bahwa jumlah waktu tidur yang ideal bagi para pekerja adalah selama 7 jam 38 menit untuk pekerja wanita dan 7 jam 46 menit pada pekerja pria.
Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa insomnia – terkait gejala-gejalanya, seperti terbangun lebih cepat setiap pagi, merasa lebih lelah dari yang lain dan meminum obat tidur, semua berhubungan dengan peningkatan signifikan dalam jumlah cuti dari pekerjaan karena sakit. Gejala insomnia ini harus dideteksi sedini mungkin untuk membantu mencegah berbagai penyakit, serta penurunan kesehatan, kesejahteran dan fungsi seorang pekerja.
“Kesuksesan pencegahan insomnia ini tidak hanya meningkatkan kesehatan dan kemampuan kerja di antara para pekerja, tetapi juga dapat mengakibatkan penghematan penting dalam mengurangi biaya karena cuti sakit,” tambah Lallukka yang merupakan peneliti utama dan spesialisasi dalam masalah ini. Meski begitu, hasil penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat antara durasi tidur dengan cuti sakit para pekerja.