Solidaritas.net – Cuti melahirkan (maternity leave) memang sudah dinyatakan menjadi hak bagi setiap buruh perempuan. Umumnya masa cuti hamil yang diberikan oleh perusahaan sekitar 14 minggu atau 3 bulan dengan alokasi masa cuti sebagai berikut: 1,5 bulan masa cuti untuk masa istirahat dan persiapan persalinan dan 1,5 bulan untuk masa pemulihan paska persalinan dan perawatan bayi. Namun tiap negara menyediakan masa cuti hamil yang berbeda-beda, yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku di negara tersebut. Hal ini menjadi ukuran seberapa peduli negara terhadap perempuan.

Dilansir dari Venezuelanalysis.com, di Venezuela, perusahaan-perusahaan memberlakukan masa cuti melahirkan selama 6 bulan pada setiap buruh perempuan yang mengajukan cuti melahirkan.
Cuti untuk pria di Venezuela juga diberikan
Kemudahan dalam hal pengajuan cuti di negeri Venezuela tak hanya didapatkan oleh para buruh perempuan saja (sebut saja cuti melahirkan). Para buruh pria juga berhak mendapatkan cuti yang setara dengan perempuan. Mengapa sama? Karena, pria juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya. Baik ayah maupun ibu memiliki kewajiban dan peran yang sama dalam membesarkan, mendidik, dan memberikan perhatian pada anak-anak mereka. Oleh karena itu, para buruh laki-laki berhak mendapatkan cuti karena peranannya dibutuhkan sama halnya dengan perempuan. Sebut saja misalnya ketika seorang anak sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Ibu dan ayahnya boleh mengajukan cuti secara bersama demi fokus merawat buah hati mereka.
Kesetaraan dalam memberikan cuti baik pada buruh pria maupun buruh wanita di negari Venezuela adalah sebuah bukti nyata bahwa negara ini memang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Ini juga adalah landasan penting bagi pengembangan kesetaraan gender dalam masyarakat Venezuela.
Venezuela sendiri merupakan negara pelopor pemberian hak-hak yang menguntungkan para orang tua. Salah satu wujud nyata hak-hak yang dimaksud adalah pemberian cuti pada setiap buruh di seluruh perusahaan yang ada di negari Venezuela. Berbeda sekali dengan negeri-negeri Latin seperti Spanyol yang hanya menyediakan masa cuti melahirkan selama 16 minggu saja. Di Colombia, tiap buruh perempuan hanya diberi waktu sekitar 12 minggu sebagai masa cuti melahirkan. Sedang para buruh di Peruvia hanya diberi waktu cuti selama 12 minggu untuk buruh perempuan dan maksimal 4 hari untuk pasangannya yang juga mengajukan cuti melahirkan, sebagaimana dikutip dari Wikipedia.org.
Capaian ini tentu saja merupakan hasil dari Revolusi Bolivarian di Venezuela yang dijalankan sejak Hugo Chavez menjadi Presiden pada tahun 1998. Meski beberapa kali mengalami percobaan kudeta oleh kelompok oposisi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan CIA, Chavez selamat. Puncaknya, tahun 2002, rakyat turun ke jalan-jalan memprotes kudeta dan penahanan Chavez. Kekuasaan dikembalikan ke pemerintahan yang sah yang dipilih oleh rakyat Venezuela.
Rakyat Venezuela terorganisir dengan baik ke dalam lingkaran-lingkaran Bolivarian yang menjadi inti kekuatan mengapa program-program sosial bisa dijalankan di Venezuela, termasuk program sosial yang menyediakan landasan bagi kesetaraan perempuan. Rakyat yang terorganisir di dalam organisasi yang siap menggantikan kekuasaan lama.
6 Maret 2013, Venezuela berduka, Chavez meninggal dunia karena kanker yang dideritanya setelah sekian lama. Ia digantikan oleh Nicolas Maduro yang berkomitmen melanjutkan warisan perjuangan Chavez.