Enam Bulan Polisi Terima ‘Jatah Preman’ dari Tambang Pasir Ilegal di Lumajang

0
polisi terima jatah preman
Polisi bisa disogok. (Foto ilustrasi)

Solidaritas.net, Lumajang – Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan, Polri Irjen Budi Winarso mengungkapkan, oknum Polsek Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, diduga telah menerima uang dari aktivitas tambang pasir ilegal di wilayahnya selama enam bulan.

Tambang ilegal itu kan sudah dari awal 2014, tetapi oknum Polsek (Pasirian) ini mengaku sudah enam bulan dia ngambil ‘jatah preman’,” ujar Budi di Kompleks Mabes Polri, Jumat (9/10/2015), dilansir dari Kompas.com.

Berdasarkan pemeriksaan, sebanyak tiga orang pihak kepolisian yang menerima uang tersebut. Ketiganya adalah mantan Kapolsek Pasirian, Kanit Reskrim, dan salah seorang anggota Babinkamtibmas. Uang itu diberikan kepada ketiganya agar aktivitas penambangan pasir ilegal di Lumajang aman dan berjalan lancar.

Menurut Budi, penambang ilegal tidak hanya memberikan uang kepada pihak kepolisian tetapi juga ke sejumlah pihak, mulai dari oknum wartawan, hingga pejabat pemerintah setempat.

“Memang itu mulai dari pemerintahannya, DPRD-nya, semua ikut. Itu ‘bancakan’ ramai-ramailah ya namanya,” katanya.

Namun, Propam Polri hanya mengurus soal dugaan ketidakdisiplinan personel polisi dan sampai Jumat (9/10/2015). Pihaknya belum memutuskan apa-apa terhadap tiga oknum Polsek Pasirian itu. Mereka masih bertugas seperti biasa di Polsek tersebut. Ketiganya juga masih aktif terlibat penyidikan kasus pembunuhan petani warga Desa Selok Awar-Awar bernama Salim alias Kancil.

Diketahui pada Sabtu (26/9/2015) Salim Kancil dibunuh karena menolak aktivitas tambang pasir ilegal di wilayah oknum polsek setempat yang diduga mendapatkan “jatah preman” itu. Tepatnya pagi hari, gerombolan preman mendatangi rumah Salim. Pagi itu, ia sedang menggendong cucunya di rumah. Salim lantas menaruh cucunya di lantai, sebelum akhirnya tangannya diikat. Ia diseret ke balai desa setempat yang jaraknya sekitar 2 km. Kejadian ini disaksikan warga desa yang ketakutan, termasuk anak-anak yang sedang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Tidak hanya itu, setibanya di balai desa, Salim dipukuli dan disiksa dengan distrum listrik, leher Salim pun digergaji oleh manusia-manusia keji itu. Lalu, jenazah Salim di buang di jalan tepat di depan pintu masuk kuburan. (Baca Juga: Sebelum Dibantai, Salim Kancil Sempat Gendong Cucu)

jasad salim kancil
Jasad Salim Kancil ditemukan dalam keadaan tangan terikat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *