Solidaritas.net, Kota Palu – Gerakan Mahasiswa Universitas Tadulako (GMU) melakukan aksi memperingati Hari Pelajar Internasional yang jatuh pada 17 November 2015 di depan kampus Untad. Mereka menuntut pendidikan gratis, menolak privatisasi dan menyerukan mogok belajar kepada mahasiswa.
Aksi ini diwarnai dengan pemblokiran jalan trans di depan kampus untuk memblokade mahasiswa agar tidak masuk ke dalam kampus. Aksi yang dimulai sejak pukul 8 pagi ini dibubarkan paksa oleh petugas keamanan kampus yang berpakaian preman dan mengaku sebagai warga setempat. Satu orang mahasiswa dipukuli, namun mahasiswa tetap melanjutkan aksi hingga membubarkan diri pada pukul 10.30 WIB.
Dalam orasinya, Korlap aksi, Fredi Onora, juga menyatakan dukungan terhadap mogok nasional yang akan dilakukan oleh buruh pada akhir November ini.
“Gerakan mahasiswa tidak bisa sendiri, dia harus terintegrasi dengan gerakan buruh. Karena penindasan yang sesungguhnya itu terjadi saat buruh bekerja. Mahasiswa setelah sarjana juga akan kesana, menjadi buruh. Dengan demikian, maka mahasiswa lewat GMU mendukung aksi mogok nasional kawan” buruh,” orasi Fredi.
Baca juga: pernyataan sikap Gerakan Mahasiswa Untad.
