Harus Bayar Rp16 juta, Bayi dari Buruh PT Arnotts Indonesia Meninggal Dunia

Solidaritas.net, Bekasi- Anak dari karyawan PT Arnott’s Indonesia (PT AI) Asbih, yang baru lahir menghembuskan nafas terakhir karena ditelantarkan oleh pihak Rumah Sakit (RS) Ananda yang beralamat di Jalan Sultan Agung No.173 Kelurahan Medan Satria, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Pasien ditelantarkan karena belum bisa membayar uang jaminan sebesar Rp. 16 juta.

bayi buruh pt arnotts
Bayi dari pasangan Asbih dan Sri Supartini meninggal dunia.

Meskipun telah mengaku sebagai karyawan PT AI dengan menunjukkan kartu identitas dan merupakan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), namun pihak RS Ananda tetap mengabaikannya. Sri Supartini isteri Asbih, yang kandungannya baru berumur 7 bulan mengalami kontraksi dan disarankan operasi cesar. Namun, karena anak yang dikandungnya belum menjadi peserta BPJS dan harus dimasukan di inkubator, maka karyawan tersebut harus membayar uang jaminan Rp. 16 juta.

Pasien diminta menghubungi HRD PT AI namun saat itu kantor sedang libur karena hari minggu sehingga pasien berinisiatif membayar biaya tersebut dengan menyicil, yaitu terlebih dahulu membayarnya Rp. 5.000.000 dan akan dilunasi pada sore harinya. Pihak RS tetap menolak. Saat itu, Sri Supartini hanya bisa terbaring di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) tanpa memperoleh pertolongan dari pihak RS.

Alhasil, Asbih harus membawa istrinya ke RS lainnya dan terlebih dahulu membayar sewa IGD yang sempat digunakan sebesar Rp.124.000. Ia akhirnya membawa istrinya ke RSUD Bekasi pada pukul 16.00 WIB istrinya melahirkan anak pertama dan 20 menit setelahnya anak kedua pun lahir dalam kondisi normal, berbeda dengan anak pertama yang lahir dalam kondisi tidak normal.

Setelah itu, Asbih diminta untuk mencari box inkubator pada RS lainnya karena persediaan inkubator di RSUD telah habis. Asbih tak kunjung menemukan box inkubator hingga anak pertamanya meninggal dunia pada  Minggu (10/5/2015) pukul 21.00 WIB. Mendapat kabar tersebut, Asbih kembali ke RS dengan lesu.

Tak lama kemudian Asbih kembali diminta mencari box inkubator untuk anak keduanya di daerah Bantar Gebang, namun berita kematian kembali ia dengar. Anak keduanya meninggal dunia pada Senin (11/5/2015) pukul 03.00 WIB dini hari karena terlalu lama tidak ditempatkan di box inkubator.

“Sikap RS Ananda sudah sangat keterlaluan dan di luar batas kemanusiaan. Istrinya sudah kontraksi mau melahirkan, tapi tidak diberikan pertolongan segera sebelum menyediakan uang sebesar Rp 16 Juta,” ujar Ketua Forum Wartawan Pemantau Peradilan (Forwara) Bekasi, Agus Budiono seperti yang dilansir Beritaekspres.com, Rabu (13/5/2015).

Tinggalkan Balasan