Solidaritas.net, Cirebon – Salah seorang buruh perempuan PT Embee Plumbon Textile yang beralamat di Jl Raya Cirebon-Bandung KM12 Kab Cirebon, Sri Handayani meregang nyawa akibat tergilas mesin blowing, pada Rabu (20/5/2015) pukul 03.30 WIB.
Tangan dan kepala bagian kanan Sri hancur tergilas mesin yang juga dikenal sebagai mesin pencabik kertas ini. Mesin blowing merupakan rangkaian mesin pemintalan yang berfungsi membuka dan membersihkan gumpalan serat dengan mekanisme pemukulan serat.
Nasib tragis menimpanya ketika mesin blowing yang Sri gunakan tengah bermasalah, sedangkan ia sendiri baru bekerja selama 5 bulan sehingga belum cukup memahami persoalan mesin.
Kejadian naas itu baru diketahui ketika mesin blowing yang diketahui rusak akan diperbaiki oleh teknisi. Saat itu, Sri bersama dua buruh lainnya, seorang buruh tertidur, sementara buruh lainnya sibuk bekerja. Seketika para buruh berteriak histeris akibat menyaksikan Siti dalam kondisi mengenaskan.
“Saya bersama buruh lainnya, sangat kaget melihat Siti sudah tergilas mesin. Mesin pencabik kapas berwarna merah seketika,” kata buruh PT Embee yang enggan disebutkan namanya.
Kerusakan mesin-mesin di PT Embee Plumbon Textile memang kerap terjadi akibat mesin-mesin tersebut harus hidup selama 24 jam.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan kebijakan pengusaha yang hanya mempekerjakan sedikit karyawan ahli mesin. Seorang teknisi mesin di perusahaan ini harus menangani lebih dari satu sampai tiga pabrik yang membuat kewalahan. Padahal, paling tidak satu pabrik harus memiliki satu teknisi mesin. Menurut sebuah laporan penelitian pada tahun 2012, PT Embee sendiri memiliki lima pabrik.
Saat kecelakaan kerja terjadi, Sri sedang bekerja pada shift 3. Ia masuk pukul 22.00 WIB dan seharusnya pulang pada pukul 06.00 WIB. Pabrik ini memberlakukan sistem tiga shift.
Para buruh sendiri masih takut untuk mengungkap kondisi perusahaan ke pihak yang berwenang. Meskipun, sebenarnya sudah berdiri Serikat Pekerja Nasional (SPN) di PT Embee Plumbon Textile. Sudah sepatutnya, pemerintah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi pabrik PT Embee agar jangan sampai ada buruh lagi yang menjadi korban.
Pengusaha terus mengeksploitasi dengan melakukan penghematan-penghematan, sementara buruh meregang nyawa tergilas mesin. Selamat jalan Sri Handayani!