Solidaritas.net, Mekkah – Musibah melanda jamaah haji yang sedang menjalankan shalat Magrib di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat (11/9/2015). Sebuah crane jatuh dan menimpa ratusan jamaah haji di bawahnya yang mengakibatkan 107 meninggal dunia dan ratusan lainnya luka. Korban yang meninggal dua orang dan 32 korban luka-luka adalah warga negara Indonesia.
“Kejadian diawali dengan hujan dan angin kencang. Lalu terdengar suara dentuman keras seperti suara petir,” kata Aljazuli, salah satu jamaah Indonesia yang berada di dekat lokasi kejadian saat diwawancarai tvOne.
Dikutip dari DailyMail.co.uk, Crane tersebut adalah milik sebuah perusahaan derek asal Jerman yang dioperasikan oleh perusahaan konstruksi milik konsorsium Bin Laden yang sedang memperluas Masjidil Haram. Saudi Bin Laden Group didirikan oleh miliarder yang merupakan ayah dari Osama bin Laden, Mohammed. Perusahaan konglomerat yang bergerak di bidang konstruksi ini menjalankan sejumlah besar kontrak bangunan utama di Kerajaan Saudi.
Sebuah proyek besar dengan nilai 17 milliar poundsterling sedang berlangsung untuk memperluas masjid menjadi 4,7 juta kaki persegi sehingga dapat menampung 2,2 juta orang sekaligus. (Baca juga: Pengikut Jonru Kaitkan Insiden Jatuhnya Crane di Mekkah Dengan Jokowi)
Gambar yang diambil sebelum bencana yang tanggalnya bertepatan dengan tragedi WTC ini menunjukkan Crane tersambar petir dan otoritas setempat sedikit ragu menyalahkan cuaca ekstrim. Sebelumnya, petugas telah mengeluarkan peringatan akan badai, hujan deras dan angin di daerah ini.
Setelah Crane runtuh, ratusan tenaga medis penyelamat bergegas menuju tempat kejadian. Mereka mengambil tubuh korban, sementara banyak korban terluka berjalan keluar dari gedung.
“Semua orang yang terluka dan tewas telah dibawa ke rumah sakit. Tidak ada korban yang ditinggalkan di lokasi,” kata Jenderal Suleiman al-Amr, Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil, kepada televisi al-Ikhbariya, dikutip dari Daily Mail.
