Solidaritas.net, Nganjuk – Dua orang pekerja konstruksi jembatan tol Trans Jawa tertimpa badan jembatan yang sementara dibangun, Selasa (1/9/2015) malam. Keduanya tertimpa saat sedang melakukan pengecoran tahap kelima di atas jembatan.
Menangggapi hal itu, petugas pelaksana proyek, Raharjo mengelak bertanggungjawab. Ambrolnya jembatan Tol Trans Jawa yang dibangun di Desa Lestari, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bukanlah akibat dari kesalahan rekonstruksi, melainkan karena adanya pergeseran tanah.
“Peristiwa ini terjadi bukan karena kesalahan konstruksi tetapi karena adanya pergeseran tanah saat proses pengecoran berlangsung,” katanya, dilansir Sindonews.com.
Padahal, diduga rangka penyangganya ambruk karena tiang penyangganya ambles akibat triplek, rangka kayu dan besi tempat menyangga cor-coran begesting tidak begitu kuat menahan beban. Akibatnya, bidang ruas jembatan yang tengah dicor tiba-tiba runtuh.
Hal itu terjadi saat pekerja memang sudah dijadwalkan untuk lembur dan melakukan pengecoran karena rangka begesting proyek sudah dapat selesai. Rangka begesting jembatan itu bakal dicor dengan adonan semen dari truk molen.
Setidaknya sudah empat truk yang membongkar muatannya. Namun saat truk yang kelima hendak menuangkan adonan semen, terjadi musibah rangka jembatan yang menyangga kontruksi begesting runtuh.
Peristiwa naas itu terjadi saat kedua korban sedang berada di bawah jembatan untuk memeriksa kondisi penyangga jembatan. Naas, tiba-tiba badan jembatan ambrol dan menimpa keduanya.
Ruas jembatan tol yang ambruk itu berukuran sekitar 5 x 7 meter dengan ketinggian 6 meter. Ambrolnya jembatan itu mengakibatkan Muin (34) asal Kediri, Jawa Timur dan Solikin (37) asal Kendal, Jawa Tengah, mengalami luka-luka sehingga keduanya langsung dilarikan ke RSUD Kertosono Nganjuk.
Diperkirakan kerugian mencapai Rp 100 juta akibat kejadian ini. Sementara itu, kasus ambrolnya jembatan Tol Trans Jawa hingga menimpa dua pekerja konstruksi tersebut kini masih diselidiki Satreskrim Polres Nganjuk.
