Kebakaran hutan di Sumatera menimbulkan asap hingga ke Negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia. Akibatnya warga Malaysia dan Singapura ramai-ramai ‘menyindir’ Indonesia melalui jejaring sosial, dengan Tanda pagar (Tagar) #TerimaKasihIndonesia.
Tagar tersebut sudah dipakai sejak Jumat (11/09/2015) dan sampai Selasa (15/9/2015) sudah dipakai hampir 12.000 kicauan.
“Selain mengklaim seni tradisional atau nilai budaya kami, tolong klaim juga kabut asap kalian Indonesia,” kata Armstrong dengan akun @amirulzafran
“#TerimaKasihIndonesia telah membuat hari-hari kami berkabut!!! dan (terima kasih) telah menjadi egois!! dan juga membuat banyak anak-anak pergi ke rumah sakit. Terima kasih!” tulis pengguna akun @drewsomnia
Padahal Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan dari 14 perusahaan yang sedang diproses, salah satu diantaranya sudah ketahuan adalah perusahaan asal Malaysia.
“Ada dari Malaysia, sudah ketahuan, Singapura masih cari. Di Riau 29 perusahaan sedang diteliti, masa enggak ada dari Singapore? Tapi harus ada berita acara, tanda tangan dan lainnya,” ungkapnya dilansir dari Okezone.com.
Bukan hanya kicauan sindiran, tagar #TerimaKasihIndonesia juga digunakan pengguna twitter untuk menjawab setiap sindiran.
Warga malaysia jangan cuma mau oksigen dari hutan kami secara free, jerebu bagi-bagi sikit boleh lah kicau @Sept_ian25
Oksigen kami mengisi dunia, ikan kami memakmurkan anda, kebudayaan kami mewarnai negeri anda. Sekarang saatnya asap kami, kicau @ciwongciwong
Dengan adanya ‘kepungan’ asap pada dua negara tetangga seolah membuktikan bahwa Malaysia dan Singapura tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Ditambah lagi dengan fakta para investor yang menanamkan modalnya di Indonesia karena kekayaan alam dan pangsa pasar yang ada Indonesia.
Ini mengingatkan kita pada pesan berantai berjudul “Indonesia Tidak Membutuhkan Dunia Tetapi Dunia Yang Membutuhkan Indonesia”. Pesan itu menceritakan konon seorang pengusaha asal Singapura yang memuji Indonesia dan membandingkannya dengan Singapura.
Ia mengatakan, “Your country is so rich, everything can be found here in Indonesia, you don’t need the world,” (Negaramu kaya, apapun dapat ditemukan di Indonesia, kamu tidak membutuhkan dunia). Menurutnya, Indonesia adalah paru-paru dunia sehingga Singapura bukanlah apa-apa tanpa Indonesia.
“Mudah saja, Indonesia adalah paru-paru dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kiamat,” dipetik dari pesan tersebut.
Yang jelas, kabut asap ini adalah masalah bersama yang tidak hanya merugikan rakyat Malaysia dan Singapura, tapi juga rakyat Indonesia akibat ulah pengusaha yang membuka lahan dengan cara murah, membakar lahan belaka. Sesama rakyat seharusnya saling bersolidaritas, bersatu dan menuntut kepada pemerintah negara masing-masing untuk menindak pengusaha yang merusak lingkungan.