Solidaritas.net, Riau – Bencana kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang semakin parah belakangan ini, mulai menyebabkan banyak korban. Tidak hanya mengakibatkan banyaknya warga yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kali ini sudah ada pula yang sampai meninggal. Adalah, Muhanum Anggriawati, seorang bocah berusia 12 tahun di Pekanbaru, Riau, yang meninggal akibat bencana kabut asap tersebut.
Murid kelas 6 SDN 171 Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru itu meninggal pada Kamis (10/9/2015) sekitar pukul 13.00 WIB akibat menderita ISPA. Menurut ayah Muhanum, Mukhlis, putri sulungnya itu mengalami gagal pernafasan akibat paru-parunya disesaki lendir atau dahak. Pada Jumat (4/9/2015), dia sempat pingsan dan dirawat di ruang ICU RSU Daerah Arifin Ahmad, Pekanbaru, selama sepekan. Namun, nyawanya tak tertolong lagi.
“Sebelumnya anak saya tidak pernah mengeluh. Saat masuk ke ruangan ICU, kami sudah mencemaskan anak kami akan dijemput oleh Allah. Tapi setelah keluar ruangan, kami lebih ditakutkan lagi dengan biaya tagihan rumah sakit yang besar,” ujar Mukhlis menceritakan kejadian tersebut, seperti dikutip Solidaritas.net dari Liputan6.com, Minggu (13/9/2015).
Mukhlis memang sudah mengikhlaskan anaknya. Namun, dia masih harus membayar biaya rumah sakit selama anaknya dirawat. Menurutnya, untuk pembelian obat anti biotik dan obat lain sesuai resep dokter, dibutuhkan uang Rp 5 juta untuk sehari semalam. Selama sepekan bocah kelahiran 5 Agustus 2003 itu dirawat, biayanya sudah lebih dari Rp 28 juta.
“Berbeda dengan orang kaya yang bisa merawat keluarganya ke luar negeri, kami cuma mampu di RSUD. Bagi orang miskin lebik baik bertahan melawan asap sampai akhir hidup,” tambah Mukhlis yang berharap pemerintah bisa lebih tanggap mengantisipasi bencana ini.
Sementara itu, Greepeace Indonesia melalui laman Facebook-nya meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengambil tindakan tegas terkait dengan kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan, yang ditengarai dilakukan para pengusaha.
“Sudah saatnya pemerintahan Presiden Joko Widodo tak lagi reaktif menghadapi bencana kabut asap, dan melakukan tindakan pencegahan serius dengan cara melindungi hutan dan lahan gambut Indonesia serta menghukum berat pelaku pengrusakannya. Jangan biarkan anak-anak Indonesia menjadi korban, cukup jadikan ini yang terakhir,” tulis Facebook Greenpeace Indonesia, saat membagikan informasi meninggalnya Muhanum, yang langsung mendapat banyak perhatian dan komentar dari para netizen, pada Jumat (11/9/2015) lalu.