Kabut Asap Makin Parah, Perusahaan Diminta Bagikan Masker Pada Buruh

0
petugas bagikan masker
Petugas Dinkes Pemkab Bangka Barat bagi-bagi masker ke warga Muntok, Selasa (15/9/2015). Foto: bangkapos.com/Riyadi

Solidaritas.net, Bangka Barat – Dampak dari bencana kabut asap yang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan terus bertambah parah. Pasalnya, titik panas penyebab kebakaran lahan dan hutan semakin banyak ditemukan, yang membuat kabut asap pun semakin tebal. Kondisi tersebut tentunya dapat menganggu kesehatan warga. Untuk itu, semua pihak pun diharap bisa bekerja sama untuk membantu mengatasi masalah ini, termasuk pihak swasta.

Di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pemerintah kabupaten setempat meminta agar semua perusahaan yang berada di wilayah tersebut menyediakan masker bagi para pekerjanya. Dengan begitu, langkah ini akan dapat membantu mereka dalam menangani dampak buruk kabut asap terhadap kesehatan semua warga di sana.

“Dalam situasi kabut asap seperti saat ini, pihak swasta kita harapkan peduli dengan karyawannya, agar bagikan masker ke karyawan-karyawannya, dengan pakai masker ini harapannya dapat mencegah gangguan kesehatan yang diakibatkan kabut asap,” ungkap Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Bangka Barat, Yudi Widyansa, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (16/9/2015).

Sebelumnya, Dinkes Bangka Barat bersama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Bangka Barat telah membagi-bagikan 2.000 masker kepada warga dalam kegiatan aksi simpatik, Selasa (15/9/2015). Pembagian masker yang dilakukan di Tebing Gadai, Kecamatan Muntok itu dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah penyakit yang ditimbulkan akibat kabut asap. (Baca juga: Kabut Asap Buktikan Malaysia dan Singapura Tidak Ada Apa-Apanya Dibanding Indonesia?)

Sementara itu, kabut asap dari Sumatera Selatan, Riau dan Jambi memang hampir setiap hari dirasakan oleh warga Muntok, sehingga sangat mengganggu aktivitas mereka. Bahkan, menurut salah seorang sopir bus pariwisata, Rustanto, kabut asap yang sampai ke Muntok membuat jarak pandang menjadi lebih pendek, sehingga mengganggu perjalanan mereka. (Baca juga: Kabut Asap Tingkatkan Jumlah Penderita ISPA)

“Jarak pandang kendaraan hanya 700 meter. Saya harus pelan-pelan membawa mobil. Soalnya kalau agak ngebut, susah lihat jalanan depan, takut ada kendaraan lain,” ujarnya.

“Setiap pagi kami rasakan. Biasanya asap itu pekat-pekatnya pukul 09.00-10.00 WIB,” tambah seorang warga Muntok, Rostia, pula, seperti dikutip dari situs Sinar Harapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *