Kabut Asap Tingkatkan Jumlah Penderita ISPA

0
kabut asap
Kabut asap. Foto: Monitorday.com.

Solidaritas.net, Riau – Bencana kabut asap yang melanda sebagian besar wilayah Sumatera dan Kalimantan terus semakin parah. Dampaknya pun juga semakin berbahaya bagi kesehatan manusia. Tidak hanya menyebabkan terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), bahkan sudah ada korban meninggal dunia, yakni Muhanum Anggriawati, bocah berusia 12 tahun di Pekanbaru, Riau, yang meninggal akibat menghirup kabut asap itu.

“Di Riau, misalnya, pada 2013, penderita ISPA berjumlah 19.862 jiwa dan pada 2014 meningkat menjadi 27.200 jiwa. Asap juga membuat masyarakat tak bisa beraktivitas dengan nyaman dan aman,” ungkap Sekretaris Jenderal Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Rahmat Ajiguna, dikutip Solidaritas.net dari MonitorToday.com, Senin (14/9/2015).

Menurut Rahmat, persoalan kabut asap ini sudah terjadi sejak 1980, disebabkan karena adanya monopoli tanah oleh perusahaan perkebunan kayu dan sawit. Berdasarkan fakta dan data yang mereka miliki, Sinar Mas Group menjadi perusahaan terbanyak yang melakukan pembakaran. Namun, selama ini pemerintah terkesan tidak serius dalam mengatasinya.

Pemerintah hanya seperti pemadam kebakaran, tapi tidak pernah mecegah dan menindak pelaku pembakaran hutan. Kalaupun ada penindakan hukum, malah upaya kriminalisasi terhadap petani. Sedang rakyat yang menderita akibat asap, tak pernah mendapat bantuan. Makanya, AGRA mendesak pemerintah untuk serius menangani masalah asap ini dengan menetapkannya sebagai bencana nasional, dan segera melakukan berbagai upaya serius.

Rahmat menyebut, pemerintah harus berani mencabut izin perkebunan yang terbukti telah membakar hutan, dan tidak mengeluarkan izin baru, serta menangkap para pelakunya. Ini harus dilakukan untuk memastikan bahwa pemerintah serius dalam menangani asap. Lalu, selain memadamkan api, pemerintah juga perlu menyediakan tempat penampungan dan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang telah menjadi korban kabut asap ini.

“Rakyat juga perlu mendapat kompensasi karena tidak dapat bekerja dan sekolah akibat asap. Kami yakin gerakan rakyat melawan asap ini meluas untuk memaksa pemerintah serius menangani asap,” pungkas Rahmat menambahkan dalam siaran pers AGRA tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *