Kebrutalan Polisi Akibatkan Anggota AMP Terluka dan Mobil Komando Rusak

Solidaritas.net, Jakarta – Aksi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk menuntut hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua berujung kekerasan, Selasa (1/12/2015). Polisi menangkapi massa dan melakukan kekerasan, akibatnya beberapa orang anggota AMP mengalami luka-luka. Sama halnya dengan mobil komando yang sempat diangkut Polda Metro Jaya yang kini mengalami kerusakan.

Sejak awal aksi AMP berlangsung sudah dikawal ketat oleh aparat kepolisian dari berbagai satuan, diantaranya Sabhara 2 Peleton, satuan Intel dan polisi lalu lintas satu peleton dengan kekuatan penuh siaga darurat. Kepolisian mengepung massa aksi untuk menghalanginya menuju Istana Negara. (Baca juga: Tuntut Hak Menentukan Nasib Sendiri untuk Rakyat Papua, Ratusan Massa AMP Ditangkap)

Setelah berulang kali dilakukan negoisasi, antara LBH Jakarta, pendamping hukum AMP dan kepolisian. Tidak juga terjadi kesepakatan. Hal ini memaksa massa aksi mendobrak blokade polisi. Namun, pihak kepolisian langsung menembakkan gas air mata ke arah massa sebanyak delapan kali, melempar batu dan kayu serta membuang tembakan peluru karet satu kali dan peluru asli satu kali. Situasi semakin tidak terhindarkan, hal ini mengakibatkan:

  1. Niko Suhun terkena timah gas air mata  di leher dan jatuh di tempat, akibatnya Nuhun mengalami kritis dan dirawat di Rumah Sakit (RS)
  2. Demison Wakur terkena gas air mata di kepala dan jatuh di tempat.
  3. Arif ditendang dipaha dan mengalami bengkak.
  4. Zeth Tabuni dikepung dan dikeroyok oleh kepolisian. Akibatnya, pelipis mata Zeth pecah. Zeth dikeroyok saat berusaha menolong Niko.

Sedangkan pada pukul 12.15 WIB, secara paksa mobil komando diangkut menggunakan mobil derek milik Satlantas Polda Metro Jaya, lalu diantar ke Lantas Pancoran. Saat ini, kondisi mobil komando mengalami kerusakan di kaca dan lampu sen bagian kanan depan mobil. Pengangkutan mobil ini bersamaan dengan penangkapan terhadap massa aksi.

massa amp yang ditangkap
Kampanye #PapuaTidakSendiri.

Tinggalkan Balasan