Solidaritas.net, Karawang – Bekerja pada orang lain, apalagi sebagai buruh pabrik, memang tak bisa selamanya memberi jaminan bagi masa depan. Perusahaan yang mempekerjakan para buruh bisa kapan saja memberhentikan mereka, dengan alasan apapun. Bahkan, meski sudah berstatus karyawan tetap, pihak perusahaan tetap saja bisa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), jika mereka menginginkan itu atau tidak membutuhkan tenaga lagi.

Itu pula yang dialami oleh Endin Suryadin, salah seorang mantan buruh di Karawang, Jawa Barat. Meski sudah diangkat sebagai karyawan tetap di salah satu perusahaan otomotif di KarawangInternational Industrial City (KIIC) beberapa tahun yang lalu, ternyata dia tetap saja bisa di-PHK oleh perusahaan, hanya karena mendirikan serikat baru di tempat kerjanya. Bahkan, sebelumnya Endin juga pernah dikirim untuk pelatihan ke Jepang oleh perusahaan.
“Saya berpikir, oh dengan adanya status karyawan tetap saja seorang buruh dengan tiba-tiba bisa di-PHK kapan saja. Jadi tidak ada jaminan atau merasa aman kalau seorang buruh sudah karyawan tetap. Dan, saya berpikir tidak ada salahnya saya berwirausaha,” cerita Endin soal awal mula dia membuka usaha sendiri pada Solidaritas.net, Kamis (30/4/2015).
Meski masih sempat bekerja lagi sebagai buruh pabrik di salah satu perusahaan otomotif di Kawasan Industri Mitra, Karawang, namun Endin akhirnya benar-benar mantap untuk berwirausaha, setelah menyaksikan banyak rekan-rekannya satu serikat buruh yang di-PHK. Sejak itu, dia pun memantapkan diri untuk membuka usaha sendiri. Endin pun memilih usaha sablon kaos dengan digital printing dan cutting stiker yang masih jarang di Karawang.
Sekitar bulan Februari 2015 lalu, dia memulai usahanya bekerja sama dengan seorang mantan buruh yang juga bernasib sama dengannya, bernama Prian. Dengan modal sekitar Rp 40 juta, Endin dan temannya membeli mesin digital printing, serta beberapa peralatan dan perlengkapan lainnya. Meski hanya dengan peralatan yang masih seadanya, namun mereka sudah mantap memulai usahanya demi mendapatkan kebebasan dalam bekerja.
“Setelah kami siap semua dengan peralatan kami, yah seadanya, asal bisa produksi, kami membuka dengan iklan lewat teman-teman kami di serikat. Alhamdulillah, baru buka 3 hari kami mendapatkan orderan kaos dari teman serikat. Kemudian hasil beberapa perjalanan produksi, kami promo lewat teman-teman kami makin banyak pesanan kami, mau massal ataupun personal,” lanjut Endin bercerita tentang pertama kali produksi sablon kaosnya.
Hingga saat ini, meski baru berjalan 2 bulan, namun usahanya sudah mampu menghasilkan omset rata-rata mencapai Rp 10 juta per bulan. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu, seperti jelang peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day pada tanggal 1 Mei 2015 mendatang, usaha sablon kaos Endin dan Prian bisa mendapatkan order sablon yang jauh lebih banyak.
“Untuk omset satu bulan ini, karena kita dapat order May Day, (omsetnya) Rp 15 juta. Itu sablon kaos saja. Untuk cutting (stiker), (omset) kita Rp 5 juta,” pungkas Endin lagi.
Jika berminat untuk sablon kaos atau ingin belajar buka usaha sendiri pada Endin dan Prian, silahkan saja singgah ke Toko EA Digital Art Shop di Jalan Syech Quro, Lamaran, Karawang Timur. Atau bisa juga telpon nomor HP 081382451960 (Endin) dan 085775597002 (Prian).