Kerja Shift Dapat Perlambat Metabolisme Tubuh

0

Solidaritas.net – Bekerja pada jadwal shift menjadi salah satu kewajiban bagi para buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dengan proses produksi 24 jam. Mereka terpaksa bekerja pada malam hari dan kemudian tidur di siang hari, yang sebenarnya tidak sesuai dengan siklus biologis manusia. Makanya, tidak heran jika hal ini dapat berdampak pada kesehatan.

kerja malam
Kerja malam (foto ilustrasi. © Tim O’Hara/Corbis

Baru-baru ini sebuah penelitian mengungkap bahwa bekerja pada malam hari ternyata juga dapat memperlambat metabolisme tubuh. Seperti dikutip dari US Health News, para peneliti dari University of Colorado di Boulder, Amerika Serikat menemukan jumlah pembakaran kalori akan menurun rata-rata 52-59 kalori lebih sedikit pada para pekerja shift malam. (Baca juga: Cara Hidup Sehat Bagi Buruh yang Bekerja Shift Malam)

Menurut peneliti senior dalam penelitian tersebut, Kenneth Wright, meski perbedaan yang ditemukan dalam penelitian yang telah dipublikasikan pada edisi online jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu cukup kecil, namun tetap saja semakin lama bisa akan semakin bertambah banyak, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh. (Baca juga: Buruh yang Obesitas Lebih Sering Absen Bekerja)

“Ini satu penjelasan tentang efek kesehatan negatif yang berkaitan dengan kerja shift. Studi terdahulu telah menunjukkan pekerja malam hari atau shift rotasi memiliki risiko obesitas, diabetes dan masalah kesehatan lain. Kerja shift bertentangan dengan dasar biologis kita. Dan pembakaran kalori yang menurun dapat menjadi salah satu konsekuensi,” jelas Wright.

Lebih lanjut, Wright menjelaskan dalam penelitian ini mereka melibatkan 14 orang relawan selama 6 hari, dengan jadwal kerja yang berubah-ubah. Awalnya, para relawan bekerja beberapa hari pada jadwal normal. Kemudian mereka beralih ke jadwal shift malam dan tidur di siang hari. Sedangkan makanannya memiliki jumlah kalori yang sama setiap hari.

Hasilnya, para peneliti menemukan pembakaran kalori menjadi menurun pada saat para relawan menjalankan shift malam. Meski hasil penelitian ini belum sepenuhnya kuat, namun efeknya tersebut kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa kerja shift bertentangan dengan ritme sirkadian alami tubuh; “jam” internal yang mengatur fungsi fisiologis dasar.

Menanggapi temuan ini, seorang pakar diet, Lauri Wright, yang tidak terlibat dalam studi ini mengaku sependapat. Asisten profesor di University of South Florida, Tampa, Amerika Serikat itu mengatakan mereka telah mengakuinya selama bertahun-tahun bahwa pekerja shift malam akan bertambah berat badannya, terkait metabolisme tubuh yang menurun.

“Kami sudah cenderung melihat kemungkinan berbagai alasan perilaku (pada pekerja shift malam). Apakah mereka makan lebih banyak untuk tetap bisa terjaga saat bekerja? Apakah mereka sudah terlalu lelah untuk berolahraga ketika mereka sedang tidak bekerja?” ungkap Wright yang juga merupakan juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics itu pula.

Mengetahui hasil penelitian ini, tentunya para buruh yang selama ini sering bekerja pada shift malam harus mulai lebih memperhatikan kesehatannya. Ada banyak perilaku sehat yang perlu dijaga dan rutin dilakukan, termasuk untuk mengurangi makan, merokok hingga minum kopi saat bekerja shift malam, serta rutin berolahraga ringan di saat senggang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *