
Solidaritas.net, AS – Perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Microsoft, baru saja mengumumkan laporan laba untuk kuartal III-2015, yang mengalami penurunan di sisi laba dan pendapatan. Sebagai solusinya, Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 pekerjanya.
Namun, bukan kali ini saja Microsoft melakukan pemecatan terhadap buruhnya. Pada awal 2015, Microsoft merampingkan jumlah pekerjanya yang sebagian besar adalah pekerja di divisi telepon genggam. Dilansir dari Okezone.com, dalam sebuah pernyataan kepada New York Times, Microsoft membenarkan terjadinya PHK di seluruh unit bisnisnya. Namun, perusahaan menolak untuk menyebutkan angka secara pasti.
PHK tersebut bukanlah yang pertama. Sejak 2014, dengan berbagai macam alasan, perusahaan ini kerap memecat pekerja. CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 18.000 pekerja pada tahun 2014. Angka tersebut mewakili 14 persen dari total pekerja yang ada pada saat itu.
Sedangkan pada Juli 2015, untuk merestrukturisasi bisnis ponselnya bersama Nokia, seperti dilansir CNBC, Jumat (10/7/2015), Microsoft kembali melakukan PHK terhadap 7.800 pekerja di beberapa bidang yang dinilai kurang menghasilkan.
7.800 pekerja itu sebagian besar berasal dari divisi perangkat mobile dan mantan pegawai Nokia. Menurut Satya, tujuan pemangkasan ini demi penghematan senilai 7,7 milliar dollar AS atau lebih dari Rp. 101 triliun terhadap aset yang berkait dengan akuisisi Microsoft terhadap unit bisnis perangkat dan layanan Nokia.
“Kami sedang beralih dari strategi menumbuhkan bisnis ponsel mandiri menjadi strategi menumbuhkan dan menciptakan ekosistem Windows, termasuk perangkat buatan kami sendiri,” terang Nadella seperti dilansir Kompas.com.
Berdasarkan rencana baru tersebut, pada saat itu Microsoft menyebutkan bahwa prospek piranti keras ponsel di masa depan mempunyai nilai lebih rendah dari yang diharapkan. Karena itu, mereka merasa perlu melakukan penyesuaian tersebut. Masa depan Windows Phone pun dapat dikatakan tidak jelas. Walaupun demikian, mereka masih mendorong peluncuran ponsel Lumia dan aktif mengembangkan Windows 10 versi mobile.