Kisah Buruh Berjuang Lewat Tulisan

Solidaritas.net, Serang – Ada banyak cara yang dilakukan oleh kaum buruh untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Selain dengan cara turun ke jalan untuk berunjuk rasa dan berorasi menyampaikan tuntutan mereka, juga masih ada cara-cara lainnya yang bisa dilakukan. Salah satunya yang juga bisa dilakukan oleh para buruh adalah berjuang melalui tulisan.

akhmad fauzi
Akhmad Fauzi (kanan).

Kekuatan tulisan hampir sama kuatnya dengan kekuatan orasi. Bahkan, jika orasi hanya didengar oleh orang-orang yang berada di sekitar lokasi unjuk rasa itu saja, maka tulisan bisa dibaca oleh siapa saja dan kapan saja, tidak terbatas ruang dan waktu. Hanya saja, sayangnya tidak semua orang bisa menulis dengan baik dan kemudian mempublikasikannya.

Salah seorang buruh yang mencoba jalan perjuangan melalui menulis ini adalah Akhmad Fauzi. Sejak sekitar empat tahun yang lalu, Wakil Ketua Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) ini mulai aktif menuliskan berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, terutama tentang pergerakan buruh.

“Awalnya hanya ingin menceritakan kejadian-kejadian perburuhan yang terjadi di sekitar saya saja. Karena saya kurang bisa menyampaikan di depan umum, akhirnya saya tuangkan saja ke dalam tulisan,” ungkap Akhmad bercerita kepada Solidaritas.net, Rabu (22/4/2015).

Semua tulisan-tulisan Akhmad itu pun dipublikasinnya melalui sebuah blog yang beralamat di http://forumburuhserangbanten.blogspot.com. Meski dia merendah bahwa blog-nya masih kuno dan hanya menggunakan domain gratis, tetapi ternyata beberapa tulisannya di blog tersebut ternyata juga telah pernah dikutip dan dimuat di beberapa website lainnya. Beberapa di antaranya dimuat di website Marsinahfm.com, dan juga Solidaritas.net.

Buruh pabrik yang bekerja di PT Sayap Mas Utama Serang itu juga mengaku belajar menulis secara otodidak. Dengan mengamati tulisan-tulisan orang lain yang pernah dibacanya, akhirnya Akhmad pun tertarik untuk menuliskan sendiri hasil pengamatan dan pemikirannya. Menurutnya, dengan menulis ini, secara tidak langsung telah menambah wawasannya. Oleh karena itu, dia berharap para buruh juga terlibat aktif dalam menulis dalam media apapun.

“Karena menulis, saya jadi mencari-cari kata-kata yang baik untuk dituliskan, secara tidak langsung menambah wawasan saya. Saya rasa perlu (buruh menulis), karena dengan menulis wawasan yang dimiliki bertambah dan tentunya dapat menambah kemampuan untuk berargumentasi,” tambah pria yang sering berkumpul dengan buruh lain yang juga suka menulis itu.

Tinggalkan Balasan