Solidaritas.net, Riau- Terlalu banyak mengkonsumsi bodrex akibatkan salah seorang buruh kilang sagu di Desa Mekar Sari Kecamatan Merbau Kabupaten Kepulauan Meranti meninggal dunia (19/2/2015). Paino ditemukan tewas dikamar tidurnya dan tidak jauh darinya terdapat pula obat jenis bodrex.
Kata kilang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah apitan yg berputar; penggilingan. Jadi Paino merupakaan buruh kilang atau penggilingan sagu.
Tidak seperti biasanya, dimana para buruh kilang sagu mulai bekerja setiap pukul 09.00 WIB namun pada saat itu Paino Warga asal Dusun Suko Mukti RT04 RW06 Desa Suko Rejo Kecamatan Bango Rejo Kabupaten Banyuangi, Jatim itu justru tidak kunjung hadir.
Merasa curiga akhirnya sang adik Hadi Purnomo bersama rekan kerjanya bergegas memastikan kondisi Paino. Didapati pintu dan jendela kamar Paino masih tertutup rapat, akhirnya sang adik memutuskan untuk memanjat plafon dan ditemukanlah Paino dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Seperti yang dilansir Riauterkini.com Kapolsek Merbau, Akp Syahruddin Tanjung Melalui Kanit, Brigadir Sony Silalahi SH mengatakan, Kejadian ini dilaporkan pemilik bangsal sagu, Tengho (60) pada Minggu pagi sekitar pukul 11.30 WIB. Berdasarkan olah TKP, kata Sony lagi, tidak ditemukan hal-hal mencurigakan (pembunuhan). Waktu itu, kata Sony, jendela kamar dan pintu tempat korban ditemukan tewas tidak ada kerusakan. Selain itu, tambah Sony, barang milik korban utuh dan tidak ada yang hilang.
“Tidak ditemukan unsur kekerasan pada jasad korban,” kata Sony
Bodrex obat yang dijual bebas di warung-warung itu ternyata memiliki efek samping tersendiri dan membahayakan nyawa pihak yang mengkonsumsinya. Diduga Paino meninggal dunia akibat terlalu banyak mengkonsumsi bodrex.
Dosis yang dianjurkan dalam mengkonsumsi bodrex yaitu untuk dewasa adalah 1 tablet 3 kali sehari. Karena kandungan parasetamol yang cukup tinggi pada obat ini, tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak. Penggunaan obat pada orang dewasa dengan dosis diatas 5 gram dapat menyebabkan kerusakan hati. Gejala overdosis parasetamol ditandai dengan pucat, mual, anoreksia, muntah, nyeri perut. Pada kasus yang berat gagal fungsi hati dapat terjadi dan menyebabkan penurunan kesadaran, perdarahan, hipoglikemi, pembengkakan otak, dan kematian.