KPBI menilai rencana Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang berencana akan mengerahkan 10 ribu massa pada rapat pleno KPU 22 Juli 2014 nanti dapat mengganggu netralitas KPU. KSPI yang dipimpin oleh Said Iqbal adalah salah satu organisasi pendukung pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Prabowo-Hatta.
KPBI yang mendukung Jokowi ini, juga mengajak buruh dan masyarakat menjaga kondusifitas situasi dan fokus mengawal KPU secara damai. TNI dan Polri diharapkan menindak tegas pihak-pihak yang berupaya menciptakan suasana tidak kondusif saat Presiden Indonesia yang baru, diumumkan.
Meski merupakan bagian dari KSPI, Presiden Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (DPP ASPEK INDONESIA), Jaya Santosa tidak setuju mengerahkan massa buruh ke KPU pada 22 Juli mendatang. Ia mendukung sikap KPBI dan menghimbau kepada anggota ASPEK Indonesia dan Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) untuk tidak ikut aksi ke KPU. (Baca juga: Dukungan dan Penolakan Buruh terhadap Prabowo)
“Menghimbau kepada serikat pekerja anggota afiliasi Federasi SP ASPEK Indonesia untuk tidak perlu ikut turun ke jalan berunjuk rasa pada tanggal 22 Juli 2014 pada Rapat Pleno KPU di Jakarta,” kata Jaya yang juga Ketua Umum SPPI ini. (Baca juga: Janji 1,4 Juta Suara untuk Prabowo Tak Masuk Akal)
Sementara, Capres Joko Widodo menjamin pihaknya tidak akan mengerahkan massa pada 22 Juli mendatang. (RN)