Solidaritas.net, Jakarta– Kehadiran Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dalam konferensi pers kampanye kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di New York, AS, terus menuai kritik dan kecaman dari masyarakat Indonesia. Namun, Fadli membantah kehadiran mereka sebagai bentuk dukungan politik kepada Trump. Menurutnya, mereka bertemu dengan Trump hanya untuk membicarakan peluang investasi di Indonesia.
Dijelaskan pula oleh juru bicara Setya, Nurul Arifin, rombongan yang menghadiri undangan acara Forum Ketua Parlemen Sedunia oleh International Parliamentary Union pada 31 Agustus-2 September 2015 itu, memang juga memiliki agenda lain dalam perjalanan dinas mereka ini. Menurutnya, pertemuan dengan Trump pada 2 September 2015 termasuk dalam agenda silaturahim parlemen di AS, untuk membangun relasi bisnis dengan pengusaha itu.
“Kami hanya membangun relasi bisnis dalam rangka memperkuat investasi Trump di Indonesia,” ujar politisi Partai Golkar itu, seperti dikutip dari situs Tempo, Selasa (8/9/2015).
Ditambahkan Nurul, kemudian rombongan DPR RI tersebut akan melanjutkan perjalanan ke Los Angeles (LA) untuk memberikan keynote speech di hadapan Asosiasi Bisnis Indonesia-Amerika. Di kota tersebut, mereka juga akan bertemu dengan diaspora Indonesia di LA.
Sedangkan Washington DC akan menjadi tujuan terakhir dari rombongan tersebut. Mereka dijadwalkan menjadi pembicara dalam diskusi The DPR’s Enchanged Role in Indonesia’s Governance pada 9 September 2015 di Usindo, yang digelar oleh KBRI di Amerika Serikat. Setelahnya, rombongan akan kembali ke Tanah Air pada 12 September 2015 mendatang.
“Jadi tak ada bentuk kunjungan politik dalam agenda kami,” pungkas Nurul menjelaskannya.
Sebelumnya, Fadli juga sempat menyinggung investasi Trump di Indonesia, dalam pesan singkatnya pada Imam Besar Masjid New York, Shamsi Ali yang mengkritik tindakannya.
“Bagi saya penting saja ketemu DT (Donald Trump –red). Tak pakai biaya. Ia investor juga di dapil (daerah pemilihan –red) saya Kecamatan Cigombong, Kab Bogor, kerjasama dg swasta nasional,” ungkap Fadli ketika itu, yang juga mengancam akan melayangkan somasi pada Shamsi akibat kritikan tersebut, seperti dikutip dari akun Facebook Shamsi Ali Satu.
Ustadz itu pun menjawab dengan bahasa yang kurang percaya pada apa yang diutarakan Fadli. Shamsi merasa aneh seorang pengusaha sekelas Trump berinvestasi di daerah kecil.
“Saya terkejut DT mendengar kalau DT berencana menanam modal untuk mengembangkan kecamatan Cigombong, Bogor. Luar biasa seorang kaya bernama DT untuk melakukan itu. Tapi saya percaya saja…tidak ada ruginya memang. Cuma sejujurnya saja agak aneh jika tiba-tiba DT mau invest untuk pembangunan sebuah kecamatan itu,” jawab Shamsi pula.
Trump sendiri merupakan seorang pengusaha real estate dan raja judi yang memiliki banyak kasino besar di berbagai wilayah di dunia. Selain itu, dia juga dikenal sebagai seorang yang sangat anti dengan Islam dan imigran, termasuk imigran dari Meksiko yang masuk ke AS.
Sementara, Fadli Zon dan Setya Novanto cs adalah anggota DPR yang berasal dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung Prabowo Subianto saat Pilpres 2014 lalu. Dalam kampanyenya dulu, Prabowo dan para pendukungnya selalu menekankan slogan “anti siang” dan kemandirian ekonomi. Perdebatan di media sosial memanas, pendukung Prabowo tak terima jika Jokowi menjadi presiden sebab dinilai pro asing.
Dikutip dari CNN (7/9/2015), Prabowo sendiri akan memanggil Fadli Zon untuk mendengarkan langsung penjelasan dari Fadli Zon terkait pertemuan Fadli Zon dan Donald Trump.