Manado- Aliansi Mahasiswa Peduli Farmasi Unima kembali duduki gedung rektorat, mereka menuntut kejelasan program studi (Prodi) Farmasi, Kamis (22/9). Pasalnya pihak rektorat masih bersikeras untuk memindahkan mahasiswa Prodi farmasi ke kimia.
Aksi Aliansi Mahasiswa Peduli Farmasi Unima di Gedung Rektorat, Kamis (22/9). “CC-BY-SA-3.0” |
Sekitar pukul 13.30 Wita massa aksi ditemui oleh pembantu rektor satu karena rektor tidak ada di tempat. Dijelaskan Unima sudah beberapa kali mengajukan izin farmasi tapi masih ditolak karena berkas belum lengkap.
Pernyataan itu disanggah mahasiswa karena pihak rektorat terkesan membiarkan mahasiswa dalam ketidakpastian, karena selama enam tahun berturut-turut universitas tetap membuka penerimaan mahasiswa baru.
“Unima sudah melakukan penipuan jangka panjang. Surat itu ditandatangani pembantu rektor, mana mungkin Unima tidak tahu soal aturan itu ?. Jadi selama lebih dari 5 tahun Unima telah melakukan penipuan kepada mahasiwa farmasi karena ternyata selama ini perkuliahan konsentrasi itu tidak memiliki landasan hukum,” seru salah seorang peserta aksi, Iss.
Sementara itu, koordinator aksi, Jendris mengatakan mereka akan memproses kasus ini melalui jalur legal, diantaranya memanfaatkan jaringan organisasi ekstra mahasiwa yang terlibat dan meminta bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
“Unima selalu berdalih bahwa farmasi itu hanya konsentrasi berarti Unima telah melanggar hukum, karena melakukan perkuliahan yang tdak ada landasan hukum,” tutur Koordinator aksi, Jendris
Pada aksi sebelumnya yang dilaksanakan 13 September, pihak rektorat meminta waktu untuk mengkaji surat bernomor 9271/UN41/PS/2016 tentang arahan Kemenristek Dikti bahwa perguruan tinggi tidak melaksanakan perkuliahan konsentrasi di bawah program studi. Namun hingga kini universitas mengaku belum mendapatkan persetujuan dari Dikti.