Solidaritas.net, Bogor – Meski menjalani pekerjaan kasar di pabrik-pabrik, bukan berarti buruh setiap hari hanya memikirkan pekerjaannya saja untuk membiayai hidup keluarganya. Walaupun identik juga dengan aksi-aksi unjuk rasa dalam memperjuangkan hak-hak mereka, bukan berarti pula para buruh hanya pintar berkoar-koar. Pada kenyataannya, kaum buruh juga memiliki banyak kemampuan lainnya, salah satunya adalah menulis.
Ternyata memang tak sedikit buruh yang juga bisa menuliskan ide-ide dan pemikirannya dalam berjuang demi mencapai standar hidup dan pekerjaan yang layak. Buktinya, Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS) berhasil mengumpulkan para buruh yang memiliki bakat menulis tersebut, dan kemudian menyatukan tulisan-tulisan mereka dalam sebuah buku. Tulisan-tulisan itu dirangkum dalam buku berjudul “Buruh Menulis Perlawanannya”.
“Buku itu ditulis oleh 15 aktivis serikat, orang biasa yang menuliskan pengalaman mereka selama berbelas tahun bekerja sebagai buruh,” jelas salah seorang peneliti LIPS, Dina Septi, yang juga menjadi salah seorang editor buku itu, kepada Solidaritas.net, Rabu (29/4/2015).
Menurut Dina, kelima belas buruh yang menulis dalam buku tersebut berasal dari serikat pekerja/serikat buruh yang berbeda-beda. Sehingga, pengalaman yang mereka tuangkan dalam setiap tulisan pada buku tersebut juga beragam, dengan permasalahan perburuhan yang sangat kompleks dilihat dari ide pikiran yang tak sama. Namun hebatnya, mereka berhasil menuliskan setiap pengalamannya hingga menjadi buku setebal 5098 halaman.
“Kelima belas orang itu berasal dari serikat yang berbeda-beda dan menuliskan pengalaman yang berbeda. Ada yang sudah mengenal serikat dahulu, ada yang kemudian. Ada yang menjadi ketua serikat, ada juga yang menulis bagaimana serikat membantunya keluar dari KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),” lanjut Dina menjelaskan tentang buku tersebut.
Ditambahkannya lagi, proyek penerbitan buku dari kaum buruh ini sendiri berawal dari sebuah proses belajar menulis bersama yang telah dijalani mereka selama beberapa bulan terakhir, sejak bulan Oktober 2014 lalu. Hasil proses belajar menulis bersama itulah yang kemudian mereka tuangkan dalam tulisan masing-masing dan dirangkum dalam sebuah buku. Buku ini pun akan menjadi sebuah catatan penting dari perjuangan buruh itu sendiri.
Menurut Dina lagi, hingga saat ini, buku “Buruh Menulis Perlawanannya” ini masih dalam proses cetak. Launching-nya sendiri direncanakan akan dilakukan pada bulan Mei 2015 mendatang. Namun, buruh yang tertarik untuk membaca buku ini sudah bisa memesannya. Untuk pemesanan awal buku seharga Rp 60.000 ini, bisa menghubungi 085781662206.