Solidaritas.net, Karawang – Dalam rangka menjalankan studi kasus mata kuliah Kewirausahaan, beberapa orang mahasiswa dari Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) mengunjungi kantor sekretariat DPC PPMI Karawang, Selasa (22/12/2015). Kedatangan para mahasiswa itu untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai program rumah pangan PPMI Karawang.
Meskipun begitu, menurut salah seorang mahasiswa yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PPA PPMI PT Kary Indomas Elok, Dedi Suryadi, kunjungan itu bukan hanya untuk memenuhi tugas kuliah sebagai mahasiswa, akan tetapi dirinya sebagai bagian dari keluarga besar PPMI merasa berkewajiban untuk mensosialisasikan program ini.
“Tidak hanya untuk memenuhi tugas kuliah sebagai mahasiswa,akan tetapi ini sudah tugas kita semua sebagai bagian dari keluarga PPMI untuk memperkenalkan lebih jauh lagi tentang salah satu program PPMI,” ujarnya dikutip dari ppmikrw.com.
Sementara itu, menurut Tapri Andi salah seorang mahasiswa yang juga ikut dalam rombongan itu berharap, program rumah pangan PPMI akan mampu memenuhi kesejahteraan anggota dan keluarganya.
“Semoga dengan adanya program dari PPMI ini bisa menjadikan seluruh buruh Karawang semakin sejahtera, khususnya bagi anggota PPMI dan umumnya untuk masyarakat Karawang. Semoga mendapatkan respon yang sangat baik dan jadi bahan rekomendasi Dosen pembimbing kami untuk kesuksesan Program Rumah Pangan PPMI,” katanya.
Senada dengannya, Imam Syafi’i menambahkan, walaupun kunjungan ini singkat namun banyak ilmu yang diperoleh dan ia berharap semoga program ini bisa bermanfaat.
“Walaupun kunjungan ini singkat, akan tetapi sangat bermakna dan mendapatkan banyak tambahan ilmu. Semoga bermanfaat,” lanjut dia.
Kunjungan mahasiswa itu ditemui langsung oleh ketua Rumah Pangan PPMI, Edy Mutaqin dan di dampingi oleh Ustad Helmi Abir selaku Ketua Bidang Da’wah DPC PPMI Kabupaten Karawang.
Rumah Pangan PPMI tidak hanya menyediakan pangan murah untuk buruh dan masyarakat sekitar, tetapi juga mampu memerangi permainan harga yang kerap dilakukan oleh para tengkulak dan mafia sembako. Sembako diperoleh dari bulog yang kemudian dijual kembali dengan harga yang wajar.