Solidaritas.net – Perampasan tanah di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh pihak swasta dan pemilik modal. Ternyata tak sedikit juga kasus pemerintahan Indonesia terlibat konflik pertanahan dengan rakyatnya sendiri. Bahkan, dalam salah satu kasus pertanahan di negeri ini, kaum tani malah berhadapan dengan kekuatan negara, yaitu Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Itu yang terjadi di Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Demi memperjuangkan hak mereka atas tanahnya, masyarakat Desa Sukamulya itu pun menggelar aksi demo di depan Kantor Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor, Rabu (29/4/2015). Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Rumpin Bogor itu pun bergabung dengan para aktivis dari Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI) Sukamulya, Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
“Tuntutan aksi ini adalah cabut klaim 1.000 Ha tanah TNI AU di Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor,” jelas keterangan yang dikutip dari akun Facebook SERUNI Jabar, Rabu (29/4/2015).
Menurut keterangan tersebut, aksi demo yang diikuti sekitar 200 massa itu digelar sejak pukul 09.00 WIB. Pada waktu yang sama, Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan unsur muspika, tokoh masyarakat dan warga Kampung Leuwiranji RW 02 Desa Sukamulya juga sedang berkumpul untuk membahas mengenai pembangunan kompleks perumahan oleh Kemhan. Sehingga, masyarakat pun menggelar aksi demo untuk menolak pertemuan itu.
Dijelaskannya lagi, konflik pertanahan antara masyarakat Desa Sukamulya, Rumpin dengan TNI AU ini sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2007 lalu. Namun, hingga saat ini setelah berjalan delapan tahun, sama sekali belum ada tanda-tanda penyelesaian yang serius dari pemerintah. Bahkan, kasus pertanahan ini malah dibiarkan begitu saja hingga berlarut-larut.
Selama ini masyarakat sudah menyampaikan tuntutan mereka agar pihak TNI AU mencabut klaim tanah seluas 1.000 atas tanah tersebut. Namun, bukannya mendapatkan upaya tindak lanjut dari pemerintah atas tuntutan mereka tersebut, masyarakat Desa Sukamulya, Rumpin malah menerima masalah baru, dimana Kemhan berencana untuk membangun perumahan.
“Ini sebuah bukti bahwa sampai detik ini TNI AU dan Kemhan masih mengklaim bahwa tanah Desa Sukamulya adalah miliknya, bukan hak tanah warga Desa Sukamulya,” tulis SERUNI Jabar lagi dalam keterangan yang ada pada status akun media sosialnya tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat Desa Sukamulya, Rumpin terus memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah tersebut. Mereka juga mengajak sejumlah organisasi masyarakat untuk mendukung perjuangan mereka sebagai bentuk rasa kemanusiaan dan solidaritas. Apalagi, pihak yang mereka lawan adalah pemerintah, dalam hal ini lembaga keamanan negara.
“Mengingat apa yang kami alami selama ini, kami mengkhawatirkan aksi unjuk rasa ini dapat saja direpresi oleh aparat TNI AU,” pungkas SERUNI Jabar dalam statusnya tersebut.