Jakarta – Pagi hari tertanggal 16 September 2017 YLBHI/LBH Jakarta dan aktivis pro demokrasi akan mengadakan diskusi pengungkapan kebenaran sejarah 65/66 di gedung YLBHI Jl. Diponegoro No. 74, Jakarta. Diskusi ini dilakukan untuk mendiskusikan sejarah yang selama ini dibelokkan oleh kekuasaan Soeharto bahwa PKI adalah jahat karena telah membantai banyak orang di Indonesia, padahal yang terjadi adalah sebaliknya, para komunislah yang menjadi korban pembantaian atas kekuasaan presiden Soeharto yang mengambilalih kepemimpinan presiden Ir. Soekarno.
Namun agenda diskusi tersebut tidak dapat berjalan lancar bahkan tersendat dan terhalangi oleh orang-orang yang anti demokrasi. Sejak jam 7 pagi gedung YLBHI telah dikepung oleh militer yakni sekitar 30 Brimob dan satu peleton Sabhara yang diturunkan di mulut jalan Mendut, pintu masuk ke arah kantor YLBHI. Militer menggembok pintu YLBHI dan membentuk pagar manusia di depan YLBHI. Para peserta yang akan masuk berdiskusi ke gedung YLBHI pun dilarang. Kapolsek Menteng Rudolf Purba bersikap keras kepala dengan menyatakan tidak ada perintah untuk membolehkan orang masuk ke gedung YLBHI.
Selain militer, rombongan massa anti-komunisme pun berdatangan ke kantor YLBHI. Jumlah mereka pada saat datang sekitar 50 orang dengan pelbagai seruan yang menolak penyebaran komunisme. Hingga organisasi PMII berorasi dan mengutuk keras diskusi pengungkapan kebenaran sejarah 65/66.
Jutaan rakyat Indonesia yang komunis dan yang bukan komunis kemudian dituduh komunis telah disiksa, dibantai, dipenggal lehernya, bahkan perempuan anggota GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia) yang turut andil dalam perjuangan reforma agraria atau tanah untuk rakyat, yang melawan kepemilikan tanah besar-besaran hanya pada segelinitr orang, disiksa, diintimidasi, dibunuh bahkan diperkosa secara brutal hingga tidak mendapatkan keadilan. Apakah mereka mahasiswa tidak membaca sejarah yang benar tentang penyiksaan tersebut? Apakah mereka mahasiswa tidak membaca sejarah yang benar bahkan hingga mereka mengamini ketidakadilan korban sehingga turut menutup ruang demokrasi? Tidak! Mereka mahasiswa yang tidak membaca sejarah yang benar tentang bagaimana busuknya bangsa ini membantai jutaan banyak manusia yang tidak berdosa dan tanpa memberikan keadilan sedikitpun bagi korban. Tidak! Mereka mahasiswa yang membungkus diri atasnama agama namun tidak bertanggungjawab terhadap ajaran agama yang membela kebenaran.
Darimana negeri ini akan maju bilasaja sejarahnya yang senyatanya benar dilarang untuk diungkapkan? Darimana negeri ini akan belajar keadilan bilasaja pembantaian atas jutaan rakyat dibiarkan, ditutupi dan dilarang untuk mendapatkan keadilan? Adalah bentuk pembodohan terhadap seluruh rakyat indonesia bila pemerintah masih diam dan tetap membelokkan sejarah apalagi didukung oleh miliiter dan organisasi mahasiswa yang tidak berpendidikan.