Jakarta – Operasi keamanan di Poso sedang berlangsung, jika
sebelumnya operasi di bawah nama sandi Camar Maleo, kini Tinombala. Operasi Tinombala
merupakan operasi lanjutan dari Camar Maleo untuk membekuk gembong teror Santoso dan
Majelis Mujahidin Indonesia (MIT) di Poso.
Foto: Statusaceh.com |
Sepanjang pelaksanaan Operasi Tinombala KontraS
menemukan kecacatan operasi,yaitu sebagai berikut:
- Tercatat sepanjang bulan
Januari-Maret 2016 terdapat 9 orang korban tewas, 1 di antaranya adalah
anggota Brimob. Sebanyak 24 orang ditangkap terkait dugaan keterlibatan
jaringan Santoso cs. Peristiwa penyergapan dan penangkapan yang berfokus
di kota Morowali Utara, Poso, Taunca, Sanginora dan Torireh. Namun
Beberapa penangkapan sepanjang bulan Januari-Februari bahkan dilakukan di
luar teritorial Poso, seperti di Balikpapan, Lampung, Klaten (Jawa
Tengah), Malang (Jawa Timur). Hingga kini belum ada informasi yang mampu
menerangkan bahwa orang-orang tersebut betul terkait dengan jaringan teror
ini. - Terdapat 6 peristiwa baku
tembak dengan 8 orang tewas (diduga adalah jaringan Santoso cs). KontraS
memantau 1 peristiwa penembakan yang dilakukan pada operasi penyergapan
Detasemen Khusus 88 di kota Bima (Nusa Tenggara Barat) pada bulan Februari
2016 di mana Muhammad Fuad alias Can tewas ditembak disaksikan oleh
orangtuanya ketika korban dalam keadaan tidur. Polri beralasan bahwa
Muhammad Fuad adalah salah satu jaringan Santoso cs. Namun kematian Fuad
tanpa prosedur yang jelas dan penggunaan senjata api secara brutal belum
menjadi penilaian - Dari informasi yang disampaikan
oleh Lembaga Pemantauan masyarakat Sipil (LPMS) ada informasi penambahan
pasukan dengan jumlah 3000 personel. Dengan asumsi 1 orang anggota Santoso
cs dan MIT akan membutuhkan 39 pasukan untuk melakukan pengejaran dan
penangkapan. Jika betul adanya maka kita tengah menyaksikan pesta keamanan
tanpa status operasi yang jelas (tanpa mau menggunakan istilah darurat
militer) dan penggunaan Anggaran Pembelanjaan Belanja Negara (APBN) yang
tidak terkontrol. Mengingat hingga hari ini kitapun tidak mengetahui
seberapa besar anggaran yang sudah digunakan untuk Poso. - Dari hasil coffee meeting
yang dilakukan oleh Menkopolkam pada 11 Maret 2016, KontraS mengetahui
negara memiliki anggaran alokasi dana desa Sulawesi Tengah 2016 dengan
total 1,124.6 milyar. Poso dengan 142 desa akan mendapatkan dana 87,6
milyar yang akan digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Anggaran
ini tidak bisa menghapus agenda pemeliharaan kekerasan yang masih
dilakukan di Poso dan sekitarnya. Operasi Sintuwu Maroso telah membuktikan
negara gagal dalam menjalankan mandat pemulihan keamanan, ketertiban dan
jaminan pemulihan hak-hak korban konflik Poso yang hingga kini belum
pernah disentuh negara.
Sementara itu,
dari informasi yang di peroleh Solidaritas.net, tidak hanya dalam operasi
Tinombala, saat operasi Camar Maleo juga terjadi kontak senjata yang menewaskan
orang tak bersalah. Kontak senjata itu terjadi pada November 2015 di Desa
Salobanga Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong
dari informasi yang di peroleh Solidaritas.net, tidak hanya dalam operasi
Tinombala, saat operasi Camar Maleo juga terjadi kontak senjata yang menewaskan
orang tak bersalah. Kontak senjata itu terjadi pada November 2015 di Desa
Salobanga Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong
Diduga korban
adalah seorang petani yang tengah bermalam di kebun. Walaupun begitu, aparat
tetap menegaskan bahwa korban tersebut adalah Farouk, warga negara asing asal
Turki pengikut Santoso.
adalah seorang petani yang tengah bermalam di kebun. Walaupun begitu, aparat
tetap menegaskan bahwa korban tersebut adalah Farouk, warga negara asing asal
Turki pengikut Santoso.
Meskipun wajah korban telah
hacur dan sulit dikenali, warga tetap meyakini jika pria yang tewas itu adalah
seorang petani karena selama ini diketahui petani tersebut biasa menginap di
kebun, namun setelah kontak senjata, Ia tidak muncul lagi dan hanya sepedah motor
miliknya saja yang tersisa.
hacur dan sulit dikenali, warga tetap meyakini jika pria yang tewas itu adalah
seorang petani karena selama ini diketahui petani tersebut biasa menginap di
kebun, namun setelah kontak senjata, Ia tidak muncul lagi dan hanya sepedah motor
miliknya saja yang tersisa.
Saat itu pula Kepala
Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto kepada sejumlah media di Palu, mengatakan
pihaknya belum dapat memastikan apakah kontak senjata tersebut antara aparat
keamanan dan terduga teroris yang menjadi pemberitaan saat ini.
Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto kepada sejumlah media di Palu, mengatakan
pihaknya belum dapat memastikan apakah kontak senjata tersebut antara aparat
keamanan dan terduga teroris yang menjadi pemberitaan saat ini.
“Kami mendengar adanya kontak senjata di Sausu, tetapi untuk jatuhnya korban
terduga teroris tersebut saya tidak berwenang menyampaikannya,” katanya dikutip
dari antarasulteng.com.