Solidaritas.net | Palestina – Para pegawai Hamas melakukan mogok kerja pada Rabu (31/12/2014) di Gaza, setelah otoritas Palestina mengatakan akan mempekerjakan kembali ribuan staf yang sebelumnya diberhentikan ketika Intifadah pada 2007 silam.
Ratusan pekerja memblokir pintu masuk ke markas pemerintahan bersama Kota Gaza, sehari setelah itu pemerintah berjanji untuk mempekerjakan kembali puluhan ribu pekerja yang diberhentikan tujuh tahun yang lalu. Hal ini berpotensi mengancam kehidupan dari 50.000 atau lebih pekerja Hamas yang disewa untuk menggantikan mereka pada masa Intifadah.
Juru bicara pemerintah, Ihab Bseiso mengatakan bahwa pemerintah akan mempekerjakan pegawai Hamas dengan jumlah yang belum ditentukan dan hanya sebatas yang diperlukan pemerintah.
Protes juga dilancarkan saat menteri dan pemerintah dari daerah di Tepi Barat (Fatah) melakukan kunjungan kerja di Gaza. Kunjungan ini merupakan perjalanan kedua mereka ke wilayah Gaza sejak menjabat pada bulan Juni lalu.
“Pemerintah memperbaharui komitmennya untuk mempekerjakan kembali para mantan pegawainya,” kata Bseiso, Selasa, merujuk pada 70.000 orang yang bekerja pada pemerintah sampai Juni 2007, dilansir dari AFP.com.
Setelah Hamas mengambil alih, mereka mempekerjakan lebih dari 50.000 orang baru, yang namun kini nasibnya terkatung-katung sejak pemerintahan baru, dilantik. Dari total keseluruhan, sekitar 24.000 adalah pegawai negeri sipil (PNS) sedangkan sisanya bekerja di fungsi keamanan.
Nasib pekerja berada di pusaran sengketa sengit antara Hamas dan pemerintahan Perdana Menteri Rami Hamdallah, yang didirikan sebagai hasil dari perjanjian rekonsiliasi musim semi antara gerakan Islam garis keras Hamas dengan rivalnya, Fatah.
Hamas, yang secara teknis lengser pada bulan Juni lalu, namun tetap menjadi kekuatan de facto di Gaza, menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas nasib para pegawai dari kelompok mereka. Gaji pegawai tersebut belum dibayar selama tujuh bulan terakhir. Sebaliknya, 70.000 pengangguran yang diberhentikan pada tahun 2007 tetap dalam daftar gaji Otoritas Palestina. Berdiri di luar markas pemerintahan sementara, para pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan “Puppet Government” (Pemerintah Boneka) dan yel-yel pengecaman lainnya.
“Tidak akan pernah ada stabilitas di Gaza selama pertanyaan dari para pekerja tidak beres. Kami akan terus protes! Kami tidak akan menerima kembalinya Pemenrintaha Palestina yang tidak menyelesaikan persoalan karyawan yang sah,” kata pemimpin demonstran, Mohammed Siyyam.
Sumber: AFP.com