Pekerjaan Terlalu Berat Bisa Ganggu Kesehatan Seksual

0

Solidaritas.net – Banyak sekali gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada para pekerja, termasuk buruh, sebagai risiko dari pekerjaan yang dijalaninya setiap hari. Mulai dari kesehatan fisik hingga kesehatan mental bisa menjadi masalah bagi para buruh akibat dari pekerjaannya. Oleh karena itu, setiap buruh harus selalu memperhatikan kesehatan dirinya sendiri saat bekerja, selain tentunya juga ada jaminan kesehatan dari pihak perusahaan.

kerja terlalu berat
Foto ilustrasi. Sumber: Wikipedia.org

Baru-baru ini, diketahui bahwa pekerjaan fisik yang terlalu berat, yang biasanya banyak dilakoni oleh para buruh pabrik ternyata dapat mengganggu kesehatan seksual. Melakukan pekerjaan fisik dengan terlalu keras bisa menurunkan kualitas sperma, sehingga membuat seorang pria menjadi kurang subur. Fakta ini diungkapkan oleh US National Institute of Child Health and Human Development dalam sebuah rilis lembaga berita beberapa waktu lalu.

“Hampir 15 persen dari pasangan di Amerika Serikat tidak bisa hamil dalam tahun pertama mereka mencoba (untuk hamil), dan kesuburan pria memainkan peran utama,” ungkap Germaine Buck Louis, Direktur Divisi Penelitian Kesehatan Penduduk Intramural di lembaga pemerintah AS tersebut, seperti dikutip dari portal US News Health, Rabu (15/4/2015).

Germaine dan timnya melakukan penelitian terhadap 456 orang di Texas dan Michigan, yang rata-rata berusia 32 tahun, serta masih sering melakukan hubungan seksual dan telah berhenti menggunakan alat kontrasepsi. Menurut data yang didapatkan, lebih dari setengah jumlah pria yang mengikuti penelitian tersebut belum pernah menghamili pasangannya.

Hasil penelitiannya sendiri, berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap air mani mereka, ternyata sebanyak 13 persen dari para pria yang bekerja dengan tuntutan fisik sangat banyak memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit, dibandingkan dengan sekitar 6 persen dari mereka yang tidak banyak melakukan aktifitas fisik di tempat kerja. Sedangkan, faktor lain seperti hawa panas, suasana bising atau duduk terlalu lama, tidak banyak berpengaruh.

Fakta baru ini sendiri mendapat dukungan dari sejumlah pakar kesuburan, salah satunya seperti Dr David Samadi, Ketua Urologi di Lenox Hill Hospital, New York. Menurutnya, hasil penelitian tersebut bisa menjadi petunjuk bagi para pria yang belum bisa memiliki anak.

“Jika Anda seorang pria yang mengalami kesulitan untuk menghamili (pasangan), akan bermanfaat untuk mengambil bahaya kerja dan kesehatan pribadi sebagai pertimbangan. Mengubah beberapa gaya hidup untuk memerangi tekanan darah tinggi, atau mengurangi jumlah aktifitas berat di tempat kerja dapat melancarkan jalan menjadi ayah,” ucap David.

Selain itu, masih menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Germaine dan timnya, pria yang menderita tekanan darah tinggi juga memiliki persentase lebih rendah dalam hal jumlah sperma berbentuk normal, dibandingkan dengan mereka yang tidak bermasalah dengan tekanan darah tinggi. Kemudian, pria yang sering mengonsumsi obat-obatan juga lebih cenderung memiliki jumlah sperma yang rendah. Namun, para penelitinya menyebut bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungannya lebih dalam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *