Solidaritas.net, Malang – Sejumlah mahasiswa dari Front Mahasiswa Nasional (FMN), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat Tertindas (SMART) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Malang (AMM) menggelar aksi di perempatan Jl Veteran Kota Malang, Kamis (10/12/2015). Aksi tersebut digelar untuk memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.
AMM mengutuk segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Seperti intimidasi, represi, pemberangusan demokrasi, dan pelanggaran HAM yang semakin gencar dilancarkan rezim terhadap rakyat demi melindungi kepentingan para pemodal, pejabat, dan konglomerat.
“Pelanggaran HAM di Indonesia berakar kuat pada sistem penindasan kapitalisme. Brutalitas aparat terhadap aksi-aksi buruh, pengerahan polisi dan tentara ke pabrik-pabrik, penembakan bahkan pembunuhan terhadap petani yang melawan perampasan tanah dan perusakan lingkungan, serta pemberangusan demokrasi dan kebebasan berpendapat mahasiswa, bahkan ditangkapnya para aktivis HAM baru-baru ini, semua itu dalam rangka memastikan proyek-proyek, program-program, dan kebijakan neoliberalisme berjalan kencang tanpa penolakan,” ucap Luki Hari selaku Humas AMM.
AMM mencatat, selama satu tahun rezim Jokowi-JK berkuasa, sudah lebih dari 89 orang petani ditangkap, 52 orang di antaranya dikriminalisasikan, 29 orang mengalami kekerasan, dan tiga orang petani tewas ditembak. Menurut Leon, rezim Jokowi-JK berambisi mendatangkan kapital sebesar-besarnya untuk mengakumulasi laba sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara. Baik itu mencabut subsidi, memotong anggaran publik, membuat kebijakan pro modal, tetapi anti rakyat.
“Bahkan termasuk dengan melanggar HAM. Jadi karena rezim Jokowi-JK beroperasi dengan sistem penindasan kapitalisme maka pelanggaran HAM akan terus terjadi. Karena itu perjuangan penegakan HAM tidak terpisah dari perjuangan kelas,” tegasnya.
Dalam aksi AMM tersebut, hadir pula Solidaritas untuk Papua (SUP). AMM menyatakan “hentikan dan usut tuntas pelanggaran HAM terhadap rakyat di Indonesia”.