Solidaritas.net, Jakarta – Sebelumnya, Solidaritas.net memberitakan kasus dugaan pemberangusan serikat pekerja subkontraktor Nike PT Chang Shin. Dalam berita tersebut, Direktur Educating for Justice Jim Keady mengunjugi tenda perjuangan PT Chang Shin di Karawang, Sabtu, 24 April 2014 lalu.
Saat perayaan May Day, ia diciduk dan dibawa selama beberapa jam untuk diinterogasi. Paspornya disita dan diharuskan kembali ke imigrasi pada 3 Mei.
Ia dideportasi mulai Selasa, 6 Mei 2014 lalu sampai dengan enam bulan ke depan. Namun ia tidak akan tinggal diam.
“Saya akan katakan pada dunia tentang kekerasan yang menimpa buruh Nike di Indonesia,” tegasnya.
Kasus PT Chang Shin dan Aksi 30 April
Subkontraktor Nike PT Chang Shin Indonesia dinilai telah melakukan pelarangan terhadap serikat pekerja karena melakukan pemutusanhubungan kerja (PHK) terhadap sembilan pengurus Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI). Kasus ini telah diadukan ke Polres Karawang dengan nomor STTL/300/II/2014/JABAR/RES KRW pada tanggal 3 April.
Sembilan buruh tersebut mendirikan tenda protes di depan PT Chang Shin. Menurut Sekretaris PPA PPMI PT Chang Shin, Nanang, perusahaan menuduh buruh melakukan provokasi, intimidasi dan mengancam atas saat unjuk rasa pada 31 Desember 2013.
“Padahal, unjuk rasa tersebut kami lakukan karena perusahaan tidak menanggapi permohonan berunding yang kami layangkan ke perusahaan sebanyak tiga kali,” tegas Nanang.
PPMI akhirnya mengorganisir aksi ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Kantor Pusat Nike di Jakarta pada 30 April, yang juga diikuti oleh Jim Keady.
“Aksi tersebut sempat diwarnai chaos dengan pihak keamanan BEJ dan petugas keamanannya Tomy Winata. Hasilnya PT Chang Shin tetap bersikukuh dengan posisinya. Aksi tetap akan dilanjutkan,” kata pengurus PPMI Karawang, Daeng Wahidin kepada Solidaritas.net, Rabu (30/04).
Saat dikonfirmasi mengenai nasib Jim Keady yang tiba-tiba dideportasi, Selasa (6/05) lalu, Daeng mengaku tidak menerimanya.
“Kami akan mengupayakan aksi ke Kemenkuham atau ke kantor imigrasi pada bulan ini,”katanya. (Rn)