Pemuda Pancasila Hadang Aksi Buruh PT Metindo

Solidaritas.net | Bekasi – Mogok dan aksi buruh PT Metindo Erasakti yang tergabung dalam Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dihadang oleh Pemuda Pancasila (PP), Kamis (15/1/2015). Menurut pantauan Solidaritas.net   di lapangan, puluhan massa PP bersama pihak Kepolisian berada di sepanjang gang yang menuju lokasi pabrik, di Narogong, Kota Bekasi.

pemuda pancasila hadang aksi buruh
Pemuda Pancasila Hadang Aksi Buruh PT Metindo, 15 Januari 2015. © Hadi TW

Buruh melakukan aksi protes karena kebijakan pengusaha yang menolak keberadaan serikat PPMI. Bahkan, pihak pengusaha menuduh PPMI sebagai organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Padahal, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh menjamin kebebasan buruh untuk berserikat.

Saat dihubungi, Ketua DPC PPMI Karawang, Daeng Wahidin, mengaku pihaknya tidak gentar dengan adanya ormas maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melindungi perusahaan, Sabtu (17/1/2015).

“Sebelumnya, mereka (Pemuda Pancasila-ed) mengatakan akan mendukung aksi kami, tapi setelah di lapangan, mereka malah membelot ke perusahaan. Tapi kami sudah memperkirakan seperti ini. Hal ini sering terjadi,” katanya.

Menurutnya, Ormas dan LSM juga kerap sengaja mendorong serikat buruh untuk mogok atau aksi dengan janji akan membantu perjuangan buruh, agar mereka mendapatkan “pekerjaan jasa keamanan” dari pihak perusahaan.

“Tidak mungkin ada orang mau mati hanya karena upah Rp. 150 ribu untuk membela perusahaan. Jadi, selama kami benar, kami akan tetap berjuang. Semua mogok dan aksi yang kami lakukan sudah sesuai prosedur. Kalau dibubarkan, berarti melanggar hukum. Kalau sampai terjadi apa-apa, kepolisian yang bertanggungjawab,” ungkapnya, merujuk pada jumlah uang yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada massa bayaran pengusaha.

Pemuda Pancasila sebagai organisasi semi militer kembali mencuat sepak terjangnya karena diangkat ke dalam dua film Joshua Oppenheimer, Jagal dan Senyap. Dalam dua film tersebut, Pemuda Pancasila ikut berperan dalam pembantaian 65 di daerah Sumatera Utara. Di seluruh Indonesia, pembantaian 65 memakan korban 1 juta orang tewas, puluhan ribu menjadi tahanan politik dan 10 juta orang kehilangan hak politiknya, termasuk pembubaran organisasi buruh terbesar pada masa itu. Sebelum 65, organisasi buruh terbesar adalah  Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang berdiri sejak 29 November 1946.

Kembali ke masa kini, buruh tak asing lagi dengan keberadaan Pemuda Pancasila sebagai alat kerap yang digunakan oleh pengusaha untuk merepresi buruh. 31 Oktober 2013, buruh yang sedang melakukan mogok nasional untuk menuntut haknya diserang oleh Pemuda Pancasila dan ormas-ormas lainnya. Korban luka-luka  mencapai 17 orang di mana 4 orang ditusuk pada bagian pinggang, 5 orang dibacok, 1 orang luka patah tangan, dan 7 orang dipukul dengan besi dan balok. Itu belum termasuk berbagai kasus “jasa keamanan” Pemuda Pancasila di pabrik-pabrik yang sudah menjadi rahasia umum.

***

Tinggalkan Balasan