Pengusaha Klaim Rugi Rp500 M Karena Mogok Nasional, FSEDAR: Itu Hanya untuk Menakuti Buruh

mogok nasional.
Mogok nasional (foto ilustrasi). Kredit: Nobodycorp. Internationale Unlimited

Solidaritas.net, Jakarta – Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang memperkirakan setiap pabrik bisa mengalami kerugian sekitar 3-5 millyar rupiah setiap harinya apabila buruh melakukan mogok kerja. Menanggapi hal itu, Andri Yunarko selaku juru bicara F-SEDAR mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar dan hanya ditujukan untuk menakut-nakuti buruh.

Seperti diketahui, dalam rangka menolak PP Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan, kalangan buruh melakukan aksi mogok kerja pada 24-27 November. Kadin DKI Jakarta menyayangkan aksi itu, dinilai dilakukannya mogok kerja buruh sama halnya dengan menunjukkan produktivitas pekerja semakin tidak kompetitif. Ia juga memperkirakan, pabrik bisa mengalami kerugian sekitar 3-5 millyar rupiah setiap hari akibat mogok kerja.

“Pabrik itu adalah ladang buruh tempat mencari penghidupan. Jika buruhnya diajak mogok, produksi dan pendapatan perusahan menurun, buruh mau digaji dari mana? Walaupun kita belum mendapatkan angka yang pasti tapi kerugian dunia usaha kita perkirakan mencapai 500 millyar akibat aksi mogok ini,” ucap Sarman Simanjorang dikutip dari Republika.co.id, Jumat (27/11/2015).

Menanggapinya, Andri Yunarko selaku juru bicara F-SEDAR mengatakan, pendapat tersebut tidak memiliki dasar.

“Pernyataan kerugian sebanyak 500 M yang dikeluarkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, tidak berdasar. Faktanya banyak perusahaan tidak menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (LKTP) yang diwajibkan melalui PP 64/1999 kepada pemerintah. Seorang pejabat negara harus bicara berdasarkan fakta, bukan asal bicara,” katanya kepada Solidaritas.net.

Tidak hanya itu, Ia juga menilai bahwa pernyataan semacam itu hanya ditujukan untuk menakut-nakuti buruh.

“Pernyataan ini semata ditujukan untuk menakut-nakuti buruh bahwa pengusaha akan memindahkan modalnya ke negeri lain. Indonesia diminati modal asing karena 3 hal, yaitu sumber daya alam murah, sumber daya manusia murah dan potensi pasar yang besar, mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia. Pengusaha akan angkat kaki hanyalah bualan kosong belaka,” tuturnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa mogok nasional selama empat hari yang digalang oleh Gerakan Buruh Indonesia pada 24 sampai 27 November lalu, tidak berjalan maksimal. Menurutnya, jika mengacu pada hitungan kerugian versi Kepala KADIN, seharusnya ada sekitar 125 pabrik yang mogok kerja pada mogok nasional atau 32 pabrik yang mogok total selama 4 hari penuh.

“Benar ada massa yang bergerak, tapi mereka bukan mogok, sebagian besar hanya unjuk rasa dengan mengatasnamakan mogok nasional. Sedikit sekali pabrik yang benar-benar mogok. Itu pun mogok hanya saat shift satu dan efektif pada dua hari pertama. Perusahaan biasanya juga sudah menumpuk stok,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan