Penyakit Jantung “Ancam” Kesehatan Buruh Pabrik

Solidaritas.net – Sangat banyak risiko pekerjaan yang bisa mengancam kesehatan dan keselamatan para buruh pabrik. Tidak hanya kasus kecelakaan kerja yang sering dilaporkan merenggut nyawa para pekerja di bidang industri tersebut. Namun, kasus kesehatan kerja juga tak sedikit yang mendatangkan masalah bagi para buruh pabrik, dengan terjadinya berbagai jenis penyakit, sehingga mengganggu produktivitas mereka dalam bekerja.

sakit jantung
Serangan jantung (Foto ilustrasi). © georgiaworkerscompblog.com

Bahkan, banyak juga buruh pabrik yang kehilangan pekerjaannya hingga kehilangan nyawanya akibat serangan sejumlah penyakit ganas pada tubuhnya, seperti berbagai kasus kanker akibat pekerjaan yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia. Selain itu, baru-baru ini sebuah penelitian di Amerika Serikat menyebut pernyakit jantung ternyata juga bisa terjadi dan mengancam kesehatan para pekerja, termasuk buruh pabrik. (Baca juga: Terlalu Pikirkan Pekerjaan, Buruh Lebih Mudah Terkena Asma)

Seperti dikutip dari US Health News, hasil penelitian itu menemukan fakta bahwa stres di tempat kerja dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke pada para pekerja. Meski penelitian ini mengatakan risiko itu lebih besar pada orang-orang yang bekerja di sektor industri jasa, namun bukan berarti para buruh pabrik aman dari ancaman penyakit jantung ini. Pasalnya, tidak sedikit juga buruh pabrik yang mengalami stres akibat kerja. (Baca juga: 10 Fakta Seputar Kanker yang Buruh Harus Tahu)

Munculnya risiko penyakit jantung ini sebenarnya disebabkan oleh faktor-faktor kesehatan kerja, terutama karena terkena paparan polusi udara seperti debu dan asap rokok. Selain itu, faktor kesehatan pribadi juga menjadi latar belakang terjadinya penyakit ini, misalnya gaya hidup yang tidak seha seperti kebiasaan merokok, serta tingginya tekanan darah dan kolesterol. Kemudian, semakin diperburuk oleh masalah pekerjaan yang menyebabkan stres.

(Baca selanjutnya di halaman 2)

“Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kerja meliputi stres kerja, paparan polusi udara seperti debu dan asap rokok, serta kebisingan. Ini mungkin merupakan kombinasi dari faktor-faktor personal dan pekerja. Jangan lupa faktor pekerjaan; kebisingan, polusi udara dan stres pekerjaan dapat berkontribusi terhadap faktor risiko pribadi, seperti kesulitan berhenti merokok,” jelas Dr Sara Luckhaupt, ketua tim peneliti dalam penelitian tersebut.

Lebih lanjut, peneliti dari National Institute for Occupational Safety and Health, US Centers for Disease Control and Prevention itu mengatakan mereka juga menemukan sebanyak 1,9 persen pekerja yang berusia di bawah 55 tahun ternyata telah memiliki riwayat penyakit jantung dan stroke. Penelitian ini sendiri dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan melalui National Health Interview Survey selama tahun 2008 sampai 2012.

Meski begitu, laporan hasil penelitian yang telah dimuat dalam jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report edisi 1 Agustus 2014 ini tidak menemukan hubungan sebab-akibat antara masalah stres kerja dan kesehatan jantung tersebut. Namun, para pekerja, termasuk buruh pabrik tetap harus waspada dan memperhatikan kesehatannya, karena penyakit jantung dan stroke tetap merupakan penyebab utama kematian yang terjadi di Amerika Serikat.

Strategi pencegahan dan program kesehatan kerja menjadi sangat penting untuk dilakukan. Para buruh pabrik bisa memulainya dengan menerapkan gaya hidup sehat, misalnya berhenti merokok. Sedangkan pengusaha sebagai pemberi kerja harus bisa menjamin kesehatan dan keselamatan para buruhnya melalui program jaminan kesehatan.

Tinggalkan Balasan